
Anak 'Terpaksa' Nonton Joker? Ini Saran Dokter Agar Tak Ganggu Kesehatan Jiwa
Dokter jiwa tidak menyarankan anak-anak atau remaja menonton film Joker. Lantas, bagaimana orang tua harus bersikap jika anak terlanjur menontonnya?
Dokter jiwa tidak menyarankan anak-anak atau remaja menonton film Joker. Lantas, bagaimana orang tua harus bersikap jika anak terlanjur menontonnya?
Ngamuk di depan umum, seperti pada Ateria Dahlan, bukan cuma sekadar luapan kekesalan. Dampaknya bisa dirasakan oleh penonton yang punya gangguan kecemasan.
Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 10 Oktober tahun ini mengangkat tema "Mental Health Promotion and Suicide Prevention."
Arteria Dahlan disebut tak sopan setelah terlihat yang menunjuk-nunjuk dan menyebut Emil Salim sesat saat debat soal Perppu KPK. Bagaimana seharusnya?
Arteria Dahlan menjadi pembincangan publik karena 'ngegas' saat debat dengan Emir Salim. Menurut psikiater, rasa marah bisa diatasi dengan anger management.
BPJS Kesehatan menuai kontroversi terkait postingannya di media sosial. Menggunakan sosok Joker, postingan tersebut dinilai memperkuat stigma negatif.
Arteria Dahlan viral usai berdebat dengan Emil Salim sambil mengomel hingga menunjuk-nunjuk. Dokter jiwa mengaitkannya dengan anger management.
Postingan BPJS Kesehatan bertema Joker disomasi sejumlah lembaga. BPJS Kesehatan dinilai mempromosikan stigma negatif tentang pengidap gangguan jiwa.
Film Joker menuai kontroversi di kalangan praktisi kesehatan terutama dokter jiwa. Disebutnya ada beberapa orang yang sebaiknya jangan menonton Joker.
BPJS Kesehatan mendapat somasi atas postingan tentang kesehatan jiwa. Postingan tersebut menggunakan latar belakang poster Joker, tokoh pengidap skizofrenia.