
Kurangi Food Waste Lewat Narasi Gastronomi di Media Sosial
Budaya konten makanan di media sosial yang tidak mindful atau makan berlebihan telah menjadi salah satu penyumbang signifikan dalam krisis food waste global.
Budaya konten makanan di media sosial yang tidak mindful atau makan berlebihan telah menjadi salah satu penyumbang signifikan dalam krisis food waste global.
Food waste bukan hanya tentang kebiasaan makan. Ia adalah cerminan cara seseorang memandang dunia dan menempatkan diri dalam tatanan ekologis.
Garda Pangan berfokus pada penyelamatan makanan layak konsumsi melalui program Food Rescue. Relawan memastikan kelayakan makanan sebelum didistribusikan.
Program Makan Bergizi Gratis menghasilkan 1,4 juta ton sisa makanan. Bapanas berupaya memanfaatkan sisa tersebut untuk pakan, kompos, dan donasi.
Bapanas mengungkap potensi ekonomi dari sisa makanan Program Makan Bergizi Gratis, mencapai 1,4 juta ton per tahun, untuk pakan, kompos, dan donasi.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo mengingatkan masyarakat untuk tidak boros makanan, meski stok beras 3,5 juta ton. Kerugian akibat food waste capai Rp 500 triliun.
Jegeg Bagus Gianyar mengumpulkan lungsuran Galungan untuk diberikan kepada monyet di Monkey Forest Ubud, mengurangi limbah makanan dan mendukung satwa.
Peraturan makan memang berbeda di setiap tempat atau daerah. Tapi beberapa aturan makanan ini dinilai aneh hingga mengundang perdebatan di media sosial.
Potensi kerugian ekonomi yang disebabkan oleh sampah makanan diperkirakan berkisar antara Rp 107 triliun hingga Rp 346 triliun per tahun.
Perdebatan seputar makanan kerap jadi topik hangat di media sosial. Kali ini netizen sibuk membahas tentang pandangan jika makan sampai piring bersih.