
Migran Care Minta Pemerintah Perbaiki Kebijakan untuk Akhiri Eskploitasi WNI
Eksploitasi atau perbudakan WNI di Kapal Cina terus menjadi sorotan. Migrant Care menyebut pemerintah perlu perbaiki kebijakan untuk mengakhiri kejadian ini.
Eksploitasi atau perbudakan WNI di Kapal Cina terus menjadi sorotan. Migrant Care menyebut pemerintah perlu perbaiki kebijakan untuk mengakhiri kejadian ini.
"ABK sering diberi makanan berupa umpan ikan yang berbau sehingga mereka mengalami gatal dan keracunan makanan," kata DNT Lawyers.
Gejala penyakit misterius yang mereka alami: badan membengkak, sakit di dada, dan sesak napas. Tiga ABK WNI meninggal di tengah laut, 1 ABK meninggal di Busan.
"Sementara ada indikasi telah terjadi eksploitasi di kapal tersebut dari kesaksian 14 crew kapal, sebagai bukti awal untuk kami follow up," kata John.
"(Pemerintah China) sedang melakukan investigasi terhadap perusahaan perikanan Tiongkok yang memperkerjakan ABK Indonesia," kata Retno.
Polri memeriksa terhadap 14 WNI yang bekerja sebagai ABK di Kapal Long Xing 629. Mereka diperiksa sebagai saksi dalam dugaan menjadi korban eksploitasi.
"Pemerintah akan bekerja keras agar almarhum agar hak-hak almarhum yang belum terpenuhi bisa diselesaikan oleh pihak perusahaan," tutur Retno.
"Mengenai jam kerja yang tidak manusiawi, rata-rata, kata mereka, mengalami kerja lebih dari 18 jam per hari," kata Retno.
"Komunikasi antara Kemlu dengan Dubes RRT di Jakarta akan ditindaklanjuti oleh Dubes RI di Beijing," kata juru bicara Kemlu Teuku Faizasyah.
14 ABK WNI ini sudah menjalani karantina 14 hari di Korsel. Apakah mereka perlu dikarantina lagi di RI atau tidak? Pemeriksaan kesehatan akan menjawabnya.