
Redupnya Seni Mencari di Era Mesin Pencari
Yang terpenting di sini adalah bukan yang terjadi di dalam ruang-ruang kelas yang tertutup, melainkan bagaimana seni mencari tetap lestari.
Yang terpenting di sini adalah bukan yang terjadi di dalam ruang-ruang kelas yang tertutup, melainkan bagaimana seni mencari tetap lestari.
Platform media sosial seperti TikTok memang dirancang untuk membuat Anda tetap online dan membuat pengguna scroll tiada henti.
Ketika layar jadi dunia utama dan scroll jadi kebiasaan, otak kita perlahan kehilangan ketajamannya.
Pakar IPB beberkan dampak serius pada perkembangan anak jika terus-menerus konsumsi konten anomali brainrot. Orang tua catat!
Media sosial disebut dapat menyebabkan 'brain rot', menurunkan kualitas berpikir akibat konsumsi konten dangkal. Ini pendapat pakar tentang istilah tersebut.
Brain rot adalah penurunan kondisi mental akibat konsumsi konten sepele. Gejala termasuk kabut otak dan berkurangnya fokus, terutama pada remaja.
Brain rot adalah fenomena serius yang mempengaruhi anak dan remaja akibat konsumsi konten digital dangkal. Dampaknya termasuk gangguan kognitif dan fokus.
Kebiasaan terlalu lama menghabiskan waktu menjelajah media sosial, bukan sekadar mengganggu produktivitas. Tapi juga bisa berdampak serius pada kesehatan otak.
Istilah 'brain rot' menggambarkan seseorang yang menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bermain di media sosial. Berikut tanda seseorang mengalaminya.
Wamendikdasmen Fajar Riza Ul Haq memberi peringatan agar penggunaan gawai pada anak usia dini dibatasi. Berisiko brain rot!