
Eceng Gondok Diolah Jadi Bioetanol, Alternatif Bahan Bakar
Penelitian terbaru menunjukkan eceng gondok dapat diolah menjadi bioetanol, bahan bakar alternatif ramah lingkungan. Ini mendukung program energi terbarukan.
Penelitian terbaru menunjukkan eceng gondok dapat diolah menjadi bioetanol, bahan bakar alternatif ramah lingkungan. Ini mendukung program energi terbarukan.
Kementerian ESDM menetapkan harga tersebut per 1 Oktober 2024.
Memiliki tanah subur dengan letak geografis yang menguntungkan, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengubah penggunaan bahan bakar fosil dengan bioetanol.
Apapun terknologi, termasuk bioetanol, selagi berdampak baik untuk lingkungan, Toyota akan mendukungnya.
Prof. Dr. Ronny Purwadi, mengatakan Pengembangan bio-ethanol tidak hanya penting dari segi ketahanan energi, tetapi juga berdampak positif pada ekonomi.
Semangat untuk bisa menekan emisi gas buang harus terus dipupuk demi keberlangsungan hidup di masa mendatang.
Menurut Kemenko Marves, bahan baku bioetanol masih banyak impor dari luar negeri.
Sudaryono menjelaskan tebu merupakan produk komoditas pertanian Indonesia yang tidak sekadar diolah menjadi gula. Namun juga bisa diolah menjadi bioetanol.
Kementerian ESDM akan menerapkan biodiesel B40 mulai 1 Januari 2025, dengan rencana jangka panjang untuk meningkatkan penggunaan bioenergi di Indonesia.
Kementerian ESDM menetapkan harga indeks pasar (HIP) untuk bahan bakar nabati September 2024.