
PUPR Guyur Rp 19 M ke Banten Atasi BAB Sembarangan
"Kalau tidak ada air bersih, sanitasi yang bersih nanti anak stunting atau kuntet,"
"Kalau tidak ada air bersih, sanitasi yang bersih nanti anak stunting atau kuntet,"
Perilaku masyarakat NTB melakukan buang air besar (BAB) sembarangan terbilang cukup tinggi. Hingga 2018, lebih dari 194 ribu keluarga masih BAB sembarangan.
Pemkab Sangihe mengatakan, sosialisasi tentang pentingnya penggunaan jamban terus dilakukan pemerintah daerah. Hal itu agar mengurangi potensi penyakit.
Dari 260 desa di Lampung Selatan, baru 100 desa yang bebas BAB sembarangan. Oleh sebab itu, Pemkab menargetkan pada 2019 seluruh desa bebas BAB sembarangan.
Dinkes Kota Mataram, NTB, mencatat masih banyak warga di ibu kota provinsi NTB tersebut yang suka buang air besar (BAB) sembarangan.
Masalah buang air besar (BAB) sembarangan di NTT masih jadi sorotan. Dengan pembuatan jamban, diharapkan masyarakat bisa menjalani kehidupan lebih sehat.
Anak yang stunting tidak hanya terhambat pertumbuhan secara fisiknya. Kemampuan otaknya juga sulit berkembang. Sanitasi yang baik bisa mencegahnya.
Meski tergolong daerah pedalaman, 100 persen warga Kabupaten Alor sudah tidak BAB sembarangan. Keinginan untuk hidup lebih baik menjadi kunci keberhasilannya.
Kabupaten Pacitan mendapat penghargaan dari Kementerian Kesehatan. Daerah tersebut menjadi yang pertama bebas BAB Sembarangan di semua desa.
Kota Bekasi masih menyisakan masalah sanitasi dengan 6.771 KK masih BAB sembarangan. Menurut Kementerian Kesehatan, jumlah ini cukup tinggi.