
Imunisasi Pasif, Opsi Tambahan Proteksi COVID-19 pada Penderita Kanker
Ia menjelaskan dalam kondisi tertentu seperti pada pasien kanker, dibutuhkan vaksin saja mungkin tak cukup melindungi dari COVID-19.
Ia menjelaskan dalam kondisi tertentu seperti pada pasien kanker, dibutuhkan vaksin saja mungkin tak cukup melindungi dari COVID-19.
Salah satu penyebabnya adalah kondisi imun pasien yang tidak memadai akibat penyakit kanker maupun efek samping dari terapi kanker.
Terdapat kelompok pasien kanker yang berisiko belum mendapatkan perlindungan yang sama optimalnya dengan masyarakat sehat, bahkan setelah pemberian vaksin.
Kelompok rentan membutuhkan terapi imunisasi pasif dengan Antibodi Monoklonal (mAbs) untuk meningkatkan kekebalan tubuh dari COVID-19.
Hal ini dirasa belum cukup untuk kelompok rentan. Sehingga, mereka dibutuhkan imunisasi pasif dengan Antibodi Monoklonal.
Selain pasien komorbid dan lansia, individu dengan kondisi imunokompromais juga menjadi salah satu kelompok rentan yang berisiko.
Kelompok rentan membutuhkan perawatan lanjutan agar terlindung dari risiko berbahaya COVID-19, seperti terapi imunisasi pasif.
Kelompok rentan memiliki risiko untuk terus menerus terinfeksi oleh virus COVID-19 dalam waktu yang lama.
Uji coba fase 1 vaksin Covid-19 semprot hidung yang dikembangkan Universitas Oxford dan AstraZeneca tidak menunjukan hasil yang diinginkan.
Studi terbaru di Universitas Chiang Mai, Thailand, menemukan vaksin COVID-19 booster dosis kedua AstraZeneca efektif menangkal varian Omicron sebesar 73 persen.