
Orasi Aksi Mujahid 212 Minta Turunkan Jokowi, Ngabalin: Move On!
Ali Mochtar Ngabalin pun menyayangkan Aksi Mujahid 212 yang masih menyebarkan sikap kebencian. Dia menganggap hal itu justru hanya mempermalukan umat Islam.
Ali Mochtar Ngabalin pun menyayangkan Aksi Mujahid 212 yang masih menyebarkan sikap kebencian. Dia menganggap hal itu justru hanya mempermalukan umat Islam.
"..meminta Presiden Jokowi mundur dari jabatannya, Apalagi setelah terpilih dalam pemilu yang demokratis adalah sikap yang inkonstitusional..," kata Basarah.
"Bem SI tidak terlibat sedikitpun dengan gerakan tersebut," kata Koordinator Pusat Aliansi BEM SI, Nurdiansyah.
Aksi Mujahid 212 diwarnai dengan orasi soal soal penurunan Presiden Jokowi. Orasi yang dibawakan Gus Nur itu dianggap sudah basi oleh pendukung Jokowi.
Kapitra Ampera menilai tuntutan aksi mujahid 212 untuk menurunkan Jokowi tidak relevan dengan apa yang tuntutan mahasiswa.
Kabinet Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (KM ITB) keberatan dengan salah satu poster Aksi Mujahid 212. Pihak panitia meminta maaf.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyesalkan pelibatan anak dalam Aksi Mujahid 212. KPAI meminta agar anak-anak tak lagi dilibatkan dalam demonstrasi.
"Jangan aspirasi mahasiswa ditumpangi macam-macam. Sudah basi, Bos. Sudah lewat. Jokowi terpilih secara konstitusi, sah," kata Irma Suryani.
Spanduk dalam Aksi Mujahid 212 viral disoroti netizen. Spanduk tersebut disoroti lantaran tuntutannya tidak sesuai dengan landasan hukum yang dipakai.
Aksi Mujahid 212 yang digelar di sekitar Patung Kuda menuntut Presiden Jokowi mundur. Salah satu orator juga sempat berbicara soal sistem pemerintahan khilafah.