Danau Toba memiliki banyak daya tarik, mulai dari danau hingga panorama alam yang sangat memikat mata. Terbaru, ada pertunjukkan air menari di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir.
Pertunjukan air menari itu berada di kawasan Waterfront City Pangururan yang dibangun oleh Kementerian PUPR tahun lalu. Lokasi ini berada di Jalan Putri Lopian, tepat di pinggir Danau Toba.
Waterfront memiliki panjang sekitar 1,5 kilometer. Dengan banyak tempat duduk dan permainan anak di sekitar lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengunjung bisa datang ke lokasi sekedar untuk duduk menikmati Danau Toba dan perbukitan yang ada di seberang. Lahan parkir juga disiapkan di sekitar lokasi bagi pengunjung yang membawa kendaraan dengan membayar tarif yang cukup murah.
Pertunjukan air menari sendiri dilaksanakan pada malam hari dengan 2 sesi. Sesi pertama pukul 19.00 WIB dan sesi kedua 21.00 WIB dengan durasi 30 menit per sesi.
Pengunjung bakal dikenakan tarif Rp 10 ribu per orang untuk dapat memasuki daerah air menari. Tiket langsung bisa dibeli di pintu masuk yang sudah disiapkan menjelang sesi pertunjukkan.
Di awal, pengunjung bakal disuguhkan pertunjukkan air mancur yang melekuk-lekuk seolah-olah menari yang memiliki warna bermacam-macam. Air mancur bakal menari seolah-olah mengikuti lantunan lagu yang diputar.
Di bagian tengah, bakal ada penjelasan soal pembentukan Danau Toba hingga kisah-kisah di Danau Toba. Setelah itu, pertunjukkan air menari bakal dilanjutkan dengan iringan lagu.
Salah satu pengunjung dari Kota Medan, Hilda, mengatakan jika pertunjukkan air menari cukup menghibur. Melihat air mancur menari dengan penuh warna memberikan kesan tersendiri.
"Cukup menghibur, apalagi saat air warna-warni itu memikat mata kita, jadi enak dilihat," kata Hilda, Minggu (5/1/2025).
Meskipun begitu, Hilda memberikan masukan agar pengelola lebih memikirkan kapasitas pengunjung. Sebab, banyak pengunjung yang kecewa karena tidak dapat melihat dari dekat padahal sudah membayar tiket.
"Tapi ya kalau bisa harusnya pengunjung itu dibatasi, jangan semua dikasih masuk, dibatasi jumlahnya, soalnya banyak yang kecewa karena tidak dapat tempat padahal sudah datang dari jauh dan membayar tiket," ucapnya.
Sementara pengunjung lain, Sovian, menyampaikan hal yang tidak jauh berbeda dengan Hilda. Sovian menilai jika pembatasan jumlah pengunjung penting sehingga tidak membuat pengunjung kecewa dan berimbas kepada daya tarik ke lokasi itu.
"Memang ramai kali ya sampai desak-desakan untuk dapat melihat air menari itu padahal kan kita sudah bayar, dibatasi aja seharusnya jangan asal beli tiket aja," sebut Sovian.
Selain itu, penjelasan soal pembentukan Danau Toba dan kisah-kisah Danau Toba dinilai kurang jelas terdengar. Padahal menurutnya itu penting sebagai sarana edukasi, bukan hanya sebatas wisata.
"Tadi juga suara tentang pembentukan Danau Toba juga kurang jelas, nggak tahu ya apakah loudspeaker nya atau apanya sehingga suaranya kek dengung gitu, ini kan bisa jadi sarana edukasi, jadi itu harus menjadi perhatian juga," tutupnya.
Keterangan foto: Pertunjukkan air menari di Danah Toba (Nizar Aldi/detikSumut)
(nkm/nkm)