Sejarah Kota Subulussalam: Asal-usul, Julukan, Fakta, Budaya dan Suku

Sejarah Kota Subulussalam: Asal-usul, Julukan, Fakta, Budaya dan Suku

Dostry Amisha - detikSumut
Rabu, 12 Jun 2024 19:30 WIB
Kantor Walikota Subulussalam. (Dok laman resmi Kota Subulussalam)
Foto: Kantor Walikota Subulussalam. (Dok laman resmi Kota Subulussalam)
Subulussalam -

Kota Subulussalam merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Aceh. Pada 2 Januari 2007, kota ini dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2007.

Lantas bagaimana sejarah Kota Subulussalam? Berikut ini detikSumut ulas informasinya. Simak sampai akhir ya, detikers!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asal-usul Kota Subulussalam

Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kota Subulussalam, kisah kota ini bermula sejak periode pemberian nama "Subulussalam" pada 14 September 1962. Nama Subulussalam diberikan oleh ulama kharismatik sekaligus Gubernur Aceh pada waktu itu yaitu Alm. Prof. Ali Hasyimi pada saat berkunjung ke daerah Subulussalam.

Subulussalam diambil dari bahasa Arab yang memiliki arti jalan menuju kesejahteraan atau kedamaian. Pemberian nama Subulussalam memiliki makna ibadah, bertujuan bahwa kota ini akan menjadi kota ibadah.

ADVERTISEMENT

Pembentukan Kota Subulussalam sebagai daerah otonom bermula pada 27 April 1999. Pada saat itu terjadi pemekaran Kabupaten Aceh Singkil dari Kabupaten Aceh Selatan. Perebutan ibu kota terjadi antara masyarakat Kecamatan Singkil dengan Kecamatan Simpang Kiri di mana keduanya menginginkan ibu kota Kabupaten Aceh Singkil terletak di Singkil dan Subulussalam.

Dalam perebutan ini terjadi unjuk rasa oleh masyarakat Kecamatan Simpang Kiri. Mereka tidur di jalanan untuk menghalangi rombongan Gubernur Aceh pada waktu itu dijabat oleh Prof. Dr. Syamsuddin Mahmud yang menuju ke Singkil untuk meresmikan Kabupaten Aceh Singkil dengan ibukota di Singkil.

Dilandasi musyawarah dan mufakat, unjuk rasa dapat diredam oleh pemimpin pemerintahan, tokoh masyarakat, dan ulama pada waktu itu. Salah satu mufakat pada waktu itu adalah Kota Subulussalam dijadikan sebagai daerah otonom seperti Kabupaten Aceh Singkil.

Setelah melalui proses yang panjang, maka pada 2 Januari 2007 melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2007 lahirlah Kota Subulussalam. Pada 15 Juni 2007 Kota Subulussalam diresmikan pemerintahannya.

Julukan Kota Subulussalam

Dilansir dari laman resmi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Subulussalam, kota ini juga mendapat julukan "Kota 1001 Air Terjun". Kota Subulussalam terkenal memiliki air terjun yang tersebar di sejumlah lokasi.

Dilansir dari laman resmi LLDIKTI Wilayah XIII, Kota Subulussalam merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Singkil. Kota Subulussalam dikenal dengan "Kota Syekh Hamzah Fansuri".

Fakta-fakta Kota Subulussalam

Merujuk dari laman resmi Institut Seni Budaya Indonesia Aceh, Kota Subulussalam merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Aceh. Kota ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2007, pada tanggal 2 Januari 2007.

Kota Subulussalam memiliki luas wilayah 1.234 km2 dan terdiri dari 5 kecamatan yaitu Longkib, Penanggalan, Rundeng, Simpang Kiri, dan Sultan Daulat. Kota Subulussalam terletak antara 02°27'39" - 03°00'00'' Lintang Utara dan 97°45'00'' - 98°10'00 Bujur Timur. Secara geografis, kota ini juga berbatasan dengan beberapa kabupaten di Sumatera Utara, diantaranya:

Utara: Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Dairi (Sumatera Utara)

Selatan: Kabupaten Aceh Singkil

Barat: Kabupaten Aceh Selatan

Timur: Kabupaten Dairi (Sumatera Utara) dan Kabupaten Pakpak Bharat (Sumatera Utara)

Budaya dan Suku Kota Subulussalam

Dikutip dari skripsi berjudul Sistem Kekerabatan Suku Singkil di Kota Subulussalam oleh Marhamah, Kota Subulussalam memiliki kesenian yaitu tarian dampeng. Tarian dampeng merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (nasehat). Tarian ini mencerminkan keagamaan, pendidikan, sopan santun, kebersamaan, kekompakan, dan juga kepahlawanan.

Kebanyakan kebudayaan Kota Subulussalam mengangkat tema kesukuan Singkil yang menjadi suku utama di Kota Subulussalam. Suku Singkil menjadi suku mayoritas di kota ini yang adat istiadatnya berbeda dengan suku lain.

Mayoritas masyarakat kota Subulussalam menggunakan bahasa Singkil sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Singkil digunakan sebagai simbol atau logo daerah Kota Subulussalam.

Logo ini berbunyi "Sada Kata" yang berarti harapan dari simbol tersebut agar masyarakat Subulussalam bersatu dan sepakat untuk membangun peradaban Kota Subulussalam.

Demikian sejarah Kota Subulussalam beserta asal-usul, julukan, fakta-fakta, budaya dan sukunya. Semoga bermanfaat ya, detikers.

Artikel ini ditulis Dostry Amisha, mahasiswa peserta magang merdeka di detikcom.




(nkm/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads