Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Padang Lawas (Palas) meluncurkan logo pariwisata. Logo bertemakan Palas Natorang: Tano Adat Digomgom Ibadat diharapkan dapat menjadi salah satu ikon yang memudahkan public mengenal pariwisata Palas.
PJ Bupati Palas, Edy Junaedi Harahap mengatakan peluncuran logo tersebut ditandai dengan pelaksanaan kegiatan touring Pemkab Padang Lawas ke situs Candi Sipamutung di Desa Siparau, Kecamatan Barumun Tengah pada hari Sabtu (01/06).
Secara rinci , logo pariwisata Palas yang diluncurkan menunjukkan sejumlah kekayaan alam dan hayati Palas. Dalam logo tersebut terdapat gambar gajah, yang merupakan kendaraan para raja-raja adat atau luwat pada masa dahulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam sejarahnya, Padang Lawas terbagi atas 17 luwat yang masing-masing dipimpin oleh seorang Raja Luwat. Gajah sendiri juga secara filosofis mewakili sosok seorang pemimpin yang berjalan di belakang dan menikmati makanan paling akhir," terangnya, Senin (03/06).
Selain gambar gajar ada juga ilustrasi Sungai Barumun, sungai terpanjang yang mengalir sepanjang wilayah Tabagsel (Tapanuli Bagian Selatan). Pada zaman dahulu menjadi sumber kehidupan bagi lumbung-lumbung pangan di daerah tersebut dan tercatat namanya dalam dokumen Belanda dan Jepang. Sungai ini bermata air di Siraisan, Kecamatan Sosopan, dan bermuara di Selat Malaka.
Ada juga gambaran Candi Sipamutung, yaitu candi Hindu-Buddha peninggalan Kerajaan Pannai (Pane) yang dibangun pada abad ke-11 dan masih berdiri kokoh hingga saat ini. Pesona eksotisnya juga dilengkapi dengan misteri yang tak kalah menarik: hingga kini nama asli candi tersebut masih belum diketahui, dikarenakan minimnya informasi tertulis mengenai situs tersebut.
Gambar lain yang ada dalam logo tersebut adalah Bagas Godang, yang secara harfiah dalam bahasa Mandailing berarti "rumah besar", tempat tinggal para Raja Luwat sekaligus rumah rakyat (longhouse) dimana masyarakat dapat mengadukan segala permasalahan yang mereka hadapi. Bangunan sederhana yang sarat makna, menyimpang khasanah budaya yang adiluhung dan mulia.
Keseluruhan gambar tersebut disempurnakan dengan ilustrasi matahari yaitu sumber kehidupan itu sendiri, sumber energi dan cahaya yang menerangi kegelapan.
"Sebagai hari esok yang selalu disongsong, cahaya ilmu yang memberantas kebatilan dan sikap abai, motivasi untuk bergerak maju mencapai visi dan misi yang ditentukan: Padang Lawas yang Bercahaya - Palas Na Torang,"
Edy yang merupakan pejabat eselon II termuda DKI tahun 2015 menjelaskan Palas Natorang: Tano Adat Digomgom Ibadat memiliki arti Padang Lawas Bercahaya: Tanah Adat Bersama Agama.
(bpa/bpa)