Dilansir detikTravel dari Yahoo News, wanita tersebut bernama Xu Yitong (26). Dia warga China yang kini penduduk Australia dan bersekolah di sana. Kemudian, Xu datang ke Maldives untuk solo traveling.
Dia tiba di sana pada 6 Juni dan berencana untuk pulang pada tanggal 10 Juni. Tapi Xu masih merasa betah dan dia pun memutuskan untuk memperpanjang liburanya.
Xu memesan kamar di sebuah resor bintang 5 seharga USD 4.000 atau sekitar Rp 60 juta per malam di Kepulauan Fari. Kamar mewah itu mendapat fasilitas butler atau pelayan pribadi.
Saat check-ub, Xu tidak sengaja menjatuhkan ponselnya ke dalam air. Dia kemudian meminta bantuan sang butler dengan meminjam HP miliknya.
Butler tersebut datang ke kamarnya sambil mengunyah permen karet. "Jangan khawatir, kamu bisa merasa nyaman denganku," ucap sang butler pada Xu.
Pelayan itu kemudian mencondongkan tubuhnya ke arah XU dan menyosor bibir Xu. Xu kemudian kaget.
"Aku tidak membuka mulutku, tapi dia mengeluarkan lidahnya dan mencoba untuk membuka mulutku. Dia bahkan bertanya apakah saya gay karena tidak membiarkanya menciumku," ujar Xu.
Dengan berkata akan menjadi 'pria gentleman', pelayan itu mendorong tubuh Xu ke tempat tidur dan melepas celananya.
"Dia memaksa masuk penisnya ke mulutku dua kali," kata Xu.
Xu kalah tenaga, pria itu menyentuh Xu di bagian intim dan mencoba untuk berhubungan seks dengannya.
Karen Xu menolak, pria ini akhirnya masturbasi di depan laptop Xu. Dia berkata pada Xu 'untuk terbuka' di lain waktu, sambil menyeka air mani di lantai.
Xu langsung berlari ke manajer hotel dan menceritakan kejadian itu. Bukannya dapat pembelaan, Xu malah dibuat seperti tersangka.
Mereka masuk ke kamar Xu untuk menyita laptop dan handuk yang tadi digunakan untuk mengelap air mani sang pelayan. Xu benar-benar kecewa, dia pun melapor pada polisi.
"Polisi datang dan mengambil pernyataan saya. Mereka mengambil sampel dari mulut dan memberi tahu bahwa itu perlu waktu sampai seminggu. Saya diharuskan pergi sebelum hasilnya keluar," jawabnya.
Ini tentu sangat aneh. Xu jadi korban pelecehan dan malah diusir dari hotel. Xu tak mau tinggal diam, memar di tubuhnya akibat perlawanan pelecehan jadi saksi, dia melakukan pemeriksaan medis.
"Saya meninggalkan hotel tanpa permintaan maaf. Mereka melatih butler hanya untuk meminta tip. Saya diperkosa di hotel dan mereka tidak melakukan apa-apa," ungkapnya.
Parahnya lagi, pihak hotel memutarbalikkan fakta soal pembayaran. Katanya Xu menjelek-jelekkan hotel supaya dapat penginapan gratis.
"Saya telah membayar bookingan hotel secara full di muka. Saya warga China yang tinggal di Australia, keluarga saya punya reputasi dan kaya," pungkas Xu.
Hotel tersebut seakan menutupi kelakukan butler. Media lokal melaporkan bahwa polisi bahkan menolak memberikan informasi lebih lanjut tentang kasus ini.
(dhm/dhm)