Museum Gedung Juang 45 di Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara merupakan satu-satunya Museum yang ada di wilayah Asahan dan Tanjungbalai yang dahulunya daerah ini masih menjadi satu kesatuan.
Berada di Jalan Cokro Aminoto Kisaran, Museum Gedung Juang 45 ini terbuka untuk umum setiap hari Senin hingga Jumat pukul 08:00 WIB - 15:00 WIB dan dijadikan sarana edukasi pelajar untuk mengenal dan menggali lebih jauh tentang apa yang pernah ada dan terjadi di Asahan tempo dulu.
"Kalau pengunjung sehari-hari itu mayoritas pelajar, umumnya rombongan dari sekolah," kata Bay Coki Sihotang, Kepala Seksi Museum dan Cagar Budaya Asahan di Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan kepada detikSumut, Senin (13/2/2023).
Adapun bangunan gedung museum ini dulunya merupakan kantor pejuang atau veteran pada saat jaman kemerdekaan dan bentuk bangunannya masih dipertahankan hingga sampai saat ini.
Coki Sihotang menjelaskan, ada puluhan barang kuno koleksi museum yang dipajang didominasi peninggalan kesultanan, jaman Belanda serta koleksi barang dari perkebunan karet di mana wilayah Asahan saat masa penjajahan dulu dikenal sebagai penghasil karet terbesar yang disuplai ke Eropa.
"Kalau koleksi walaupun belum banyak, tapi didominasi barang-barang peninggalan kesultanan Asahan, sampai jaman peninggalan perusahaan perkebunan karet Belanda di sini," kata dia.
Salah satu koleksi yang terlihat adalah mangkuk getah karet berbahan keramik yang berusia hampir dua abad peninggalan PT HAPM (Holand America Plantation Mascapai) yang berdiri pada tahun 1888 di mana saat itu perusahaannya berada di Kisaran dan berubah nama menjadi PT Bakrie Sumatera Plantation (BSP).
Adapula sejumlah senjata turunan kesultanan Asahan berupa pisau tumbuk lada, keris, senapang, pedang yang didapat dari peninggalan pejuang di Asahan.
Kemudian, terdapat pula berbagai peninggalan barang di jaman perusahaan perkebunan karet seperti mesin tik kuno, telepon, pakaian adat. Kemudian ada timbangan emas, pipa tembakau berbahan nikel, serta lampu hias yang mewah di masanya.
![]() |
Selanjutnya, ada pula peninggalan berusia ratusan tahun berupa tiang tempat tidur dari Tuan Syekh Silau Laut, seorang ulama berpengaruh, pejuang dan penyiar agama Islam pada awal abad ke-19.
Tuan Syekh Silau Laut ini merupakan sosok penting bagi masyarakat di Kabupaten Asahan khususnya dan salah satu generasi keturunannya saat ini adalah ulama kondang tanah air yakni Ustad Abdul Somad.
"Ada tiang tempat tidur tuan Syekh Silau Laut ini dihibahkan keluarga untuk jadi koleksi museum. Usianya ratusan tahun tapi kondisinya kokoh masih terjaga dengan baik," kata dia.
Selain menampilkan beberapa barang asli peninggalan jaman kesultanan hingga masa perjuangan para veteran pasa saat itu, di Museum Gedung Juang 45 Asahan ini ditampilkan pula beberapa foto pahlawan hingga kondisi sejumlah foto sudut kota bangunan peninggalan belanda di Asahan.
Foto-foto tersebut menunjukkan kondisi sudut kota Kisaran mada masa jaman penjajahan. Misalnya bangunan kantor pemerintahan, stasiun kereta api hingga jembatan.
Museum gedung juang 45 di Kisaran ini terbuka untuk umum setiap hari kerja. Disamping bangunan gedung museum adapula terdapat sejumlah fasilitas bermain anak. Tidak ada biaya untuk masuk mengunjungi museum ini cukup hanya melampirkan identitas diri atau kartu pelajar dengan mengisi daftar pengunjung.
(nkm/nkm)