Sebuah laga sepakbola di Bolivia berakhir ricuh. Wasit sampai mengeluarkan 17 kartu merah karena terjadi baku hantam di lapangan.
Dilansir detikSport, leg kedua perempatfinal Copa Bolivia mempertemukan Real Oruro dan Blooming, dua tim yang berada di kasta utama. Laga tersebut digelar di Estadio Jesus Bermudez pada 25 November 2025.
Real Oruro butuh kemenangan demi bisa lolos ke semifinal setelah pada leg pertama kalah 1-2 di markas Blooming. Namun, asa tim tuan gagal usai pertandingan berakhir imbang 2-2.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai wasit Renan Castillo meniup pluit akhir pertandingan, duel Real Oruro vs Blooming berubah jadi ricuh. Kedua kesebelasan, termasuk staf pelatih, saling baku hantam di lapangan.
Media Bolivia El Potosi melaporkan, keributan tersebut diawali ketika pemain Real Oruro Sebasitan Zeballos mendorong beberapa penggawa Blooming. Rekan setimnya, Julio Vila, turut melancarkan pukulan kepada lawan.
Pelatih Oruro, Marcelo Robledo, juga bertikai dengan staf pelatih Blooming dan didorong hingga terjatuh. Akibat insiden baku hantam itu, 20 polisi terpaksa masuk ke lapangan untuk mengurai keributan.
Meski pertandingan sudah berakhir, keributan yang terjadi membuat wasit memberi kartu merah untuk 7 pemain Blooming dan 4 penggawa Oruro. Kedua pelatih dan asisten mereka juga mendapat hukuman yang sama, sehingga total wasit mengeluarkan 17 kartu merah.
Marcelo Robledo dilaporkan mengalami cedera bahu dan benturan kepala selama keributan itu, hingga dibawa ke rumah sakit. Staf ofisial Blooming mengalami patah tulang pipi akibat dalam perkelahian di lapangan.
Wasit Renan Castillo mengirimkan laporan pertandingan Real Oruro vs Blooming ke Pengadilan Disiplin Olahraga Bolivia. Dia meminta tindakan lebih lanjut atas kekacauan yang dibuat kedua kesebelasan.
Baca selengkapnya di sini
(mjy/mjy)











































