Pemain Persiraja Banda Aceh Muhammad Rizky Yusuf Nasution mendapatkan sanksi dari PSSI karena mencekik wasit dalam bertanding melawan PSPS Pekanbaru. Rizky dilarang bermain selama setengah tahun.
Sanksi itu diputuskan dalam sidang komite disiplin PSSI yang digelar pada Sabtu 15 Februari 2025. Dalam putusan itu disebutkan, insiden Rizky mencekik wasit terjadi pada babak delapan besar yang mempertemukan Persiraja dengan PSPS Pekanbaru pada Selasa 11 Februari lalu.
Rizky disebut melakukan tindakan tandukan, dorongan pukulan serta mencekik leher wasit. Ada dua sanksi yang dijatuhkan terhadap gelandang bertahan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hukuman: larangan bermain selama enam bulan, denda Rp 25 juta," bunyi putusan komite disiplin seperti dikutip detikSumut dari situs PSSI, Selasa (25/2/2025).
Selain itu, pemain Persiraja Matheus Henrique Machado De Santana juga mendapatkan sanksi dari PSSI. Dia mendapatkan hukuman teguran keras karena melakukan protes berlebihan kepada perangkat pertandingan.
Sementara klub Persiraja Banda Aceh didenda Rp 12,5 juta karena melakukan perusakan di ruang ganti tim. Perusakan terjadi usai laga yang berlangsung di Stadion Kaharuddin Nasution Rumbai, Pekanbaru dimenangkan tuan rumah dengan skor 1-0.
Diketahui, pasca laga tersebut, Persiraja melayangkan protes ke PSSI terkait kecurangan perangkat pertandingan. Laga itu dipimpin Wasit Tengah Amri Nurhadi, Asisten Wasit 1 Sukirman, Asisten Wasit 2 Erys Nursansandy dan Wasit Tunggu, Fibay Rahmatullah, Penilai Wasit Maslah Ihksan dan Match Commisioner, Iip Saepulloh.
Manajer tim Persiraja, Ridha Mafdhul Gidong atas arahan Presiden Klub Persiraja Nazaruddin Dek Gam saat itu mengirimkan surat kepada PSSI dan Komdis PSSI juga Komite Wasit PSSI sesuai dengan data dan fakta di lapangan.
"Hal ini bukanlah dikarenakan human error, akan tetapi patut diduga ini merupakan skenario besar untuk mengalahkan Persiraja dan memenangkan PSPS Pekanbaru," kata Gidong, Rabu (13/2).
Kejadian itu disebut tidak bisa dianggap sebagai kesalahan oknum, akan tetapi ini adalah sebuah skenario yang dilakukan untuk memenangkan satu tim dengan menghalalkan segala cara, termasuk adanya indikasi penyuapan dan pemerasan.
"Untuk itu melalui surat ini kami mengharapkan keadilan dari Komite Wasit PSSI, untuk mengusut perangkat pertandingan dan semua yang terlibat. Keadilan harus ditegakkan bagi Persiraja dan sepak bola Indonesia. Bagi perangkat pertandingan yang sudah berlaku curang dan merusak sepak bola Indonesia agar dapat dihukum seberat-beratnya, untuk memberikan efek jera termasuk hukuman pidana," tambahnya.
(agse/mjy)