Pembina PSMS Medan sekaligus pemilik saham mayoritas PT Kinantan Medan Indonesia (KMI) selaku pengelola PSMS Medan Edy Rahmayadi siap menjual tim kebanggaan anak Medan itu. PSMS Medan ternyata menjadi tim pertama asal Indonesia yang bermain di AFC Champions League atau turnamen sepakbola antar klub se-Asia pada tahun 1970.
Awalnya turnamen itu bernama Asian Champions Club yang pertama kali digelar pada 1967. Turnamen itu mempertemukan juara-juara liga dari negara yang ada di Asia.
Asian Champions Club kemudian berganti nama menjadi AFC Champions Cup dan saat ini menjadi AFC Champions League. PSMS Medan tampil saat turnamen itu bernama AFC Champions Cup dan digelar pada 1-10 April 1970 di Teheran, Iran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PSMS Medan ditunjuk PSSI mewakili Indonesia di ajang bergengsi itu. Sebab, PSMS Medan berhasil menjadi juara di Kejurnas PSSI tahun 1969.
Pemerhati sepakbola Sumut Indra Efendi Rangkuti mengatakan PSMS saat itu diketuai oleh MH Sinaga dan pengusaha asal Sumut, TD Pardede menjabat sebagai Ketua I PSMS. TD Pardede sendiri merupakan pengelola klub Pardedetex dan juga penyokong dana Timnas Indonesia saat itu.
"PSMS yang waktu itu dipimpin oleh Ketua Umum MH Sinaga dan didukung penuh oleh Komda PSSI Sumut di bawah pimpinan Kamaruddin Panggabean dan pengelola klub Pardedetex yang waktu itu menjabat Ketua I PSMS T.D Pardede," kata Indra Efendi Rangkuti kepada detikSumut, Jumat (17/1/2025).
Umar Khattab kemudian ditunjuk sebagai manajer tim. Legenda PSMS Medan Ramli Yatim menjadi pelatih dibantu oleh EA Mangindaan sebagai penasehat teknis.
Maka tersusunlah pemain yang bakal memperkuat PSMS Medan di AFC Champions League 1970. Yakni Ronny Pasla, Yuswardi, Tumsila, Nobon, Syamsuddin, Soetjpto Soentoro, Judo Hadianto, M Basri, Anwar Ujang, Mulyadi, Jacob Sihasale, Abdul Kadir, Max Timisela, Sinyo Aliandoe, Sarman Panggabean, Sunarto dan Aziz Siregar.
Pada turnamen itu, PSMS bergabung di Grup B bersama 3 tim lainnya. Grup B sendiri diisi oleh PSMS Medan (Indonesia), Hapoel Tel Aviv (Israel), West Bengal (India), dan Royal Thai Police (Thailand).
Di pertandingan pertama PSMS sukses melibas West Bengal 1-0 melalui gol yang dicetak dari titik penalti oleh Abdul Kadir. Lalu pada pertandingan kedua PSMS juga sukses mengalahkan Royal Thai Police dengan skor 4-0 melalui gol yang dicetak oleh Iswadi Idris pada menit ke 51 dan 60, kapten PSMS Soetjipto Soentoro pada menit ke-68 dan sang striker Jacob Sihasale pada menit ke-87.
Namun pada partai terakhir yang menentukan Juara Grup PSMS harus takluk 1-3 dari Hapoel Tel Aviv. Gol untuk PSMS sendiri dicetak oleh sang kapten Soetjipto Soentoro.
Hasil ini menempatkan PSMS sebagai Runner Up Grup B dan harus melawan tim tuan rumah Taj Teheran (Iran)lolos dari Grup A bersama Homenetmen (Lebanon). Saat itu, hanya ada 2 grup dan langsung bermain di semifinal usai fase grup.
Menjelang semifinal ini PSMS Medan mendapat ujian berat dengan sakitnya 2 kiper Judo Hadianto dan Ronny Pasla serta Sinyo Aliandoe akibat perubahan cuaca yang ekstrim di Teheran. Sehingga ketiganya tidak bisa tampil ditambah beberapa pemain juga tidak fit 100 persen.
Dengan kekuatan yang timpang ini PSMS Medan berlaga di Semifinal menghadapi Taj Teheran. Namun semangat membara PSMS membuat PSMS mampu memberi perlawanan hebat walau akhirnya harus kalah 0-2 atas tuan rumah.
Dengan kondisi pemain yang tidak fit, PSMS kembali bermain untuk memperebutkan juara 3 melawan Homenetmen. Namun PSMS harus kalah dengan skor tipis 0-1 atas Homenetmen.
"Hasil ini cukup membanggakan mengingat PSMS bisa membuktikan diri layak bersaing di tingkat Asia," tutupnya.
Edy Rahmayadi Mau Jual PSMS
Direktur PT KMI Medan Arifuddin Maulana Basri mengatakan pihaknya terbuka terhadap kemungkinan perubahan kepemilikan, meski hingga saat ini belum ada keputusan resmi. Sudah ada beberapa calon pembeli tapi belum ada yang serius sejauh ini.
"Terkait polemik pindah tangan kepemilikan PSMS, kami sedang menunggu kabar dari calon pembeli. Yang tanya banyak, tapi belum tahu mana yang serius. Intinya, kami sudah ikhlas kalau ini harus berpindah kepemilikan," kata Arifuddin Maulana Basri dalam keterangannya, Kamis (16/1/2025).
Arifuddin menyebutkan jika Edy selaku pemilik saham mayoritas meminta 2 syarat kepada calon pembeli. Yakni PSMS tidak dibawa keluar Sumatera Utara (Sumut) dan nama baik PSMS dijaga.
"Permintaan pembina hanya dua, jangan dibawa keluar Sumatera Utara, dan yang kedua, tolong dijaga dengan baik," sebutnya.
Saat ditanya mengenai nilai jual PSMS, Arifuddin menyebut bahwa harga klub tidak hanya dilihat dari sisi finansial. PSMS dinilai memiliki nilai yang lebih meskipun berada di Liga 2.
"Kalau soal harga, ya relatif. Tidak bisa kita cerita untung rugi. Selayaknya tim Liga 2 saja, tapi PSMS ini punya value yang lebih. Kalau memang serius untuk PSMS, calon pembeli tak seharusnya memperdebatkan hal itu," ucapnya.
Meski isu kepemilikan PSMS terus berembus, Arifuddin memastikan hingga kini belum ada kesepakatan resmi dengan pihak manapun. Sehingga Arifuddin meminta agar pemain tetap bermain serius di laga tersisa di Liga 2 musim ini.
"Masih saya dan ayah (Edy Rahmayadi) yang membiayai ini semua. Tolong doakan tim kita ini bisa melewati babak playoff dengan baik. Saya tekankan kepada pemain harus bermain all-out demi marwah PSMS. Tugas saya adalah membiayai ini sampai selesai," tutupnya.
Baca juga: PSMS Medan Mau Dijual, Berapa Harganya? |
(nkm/nkm)