PSMS Medan musim 2022/2023 akan bermain di Liga 2. Klub ini merupakan kebanggaan masyarakat Sumatera Utara khususnya Kota Medan.
detikers yang warga Medan atau pecinta PSMS, udah tahu belum tentang sejarah klub yang dijuluki ayam kinantan itu. Kalau belum, simak penjelasannya.
Pemerhati sepakbola Indra Efendi Rangkuti mengatakan PSMS didirikan pada 21 April 1950 dengan semangat pluralisme. Hal itu kata dia karena yang membentuk PSMS terdiri dari berbagai latar belakang etnis.
"PSMS ini dulunya dibentuk oleh enam orang yang mewakili klub amatir yang lintas etnis," kata Indra Efendi Rangkuti kepada detikSumut, Minggu (7/8/2022).
Keenam orang tersebut adalah Adinegoro dari klub Al Wathan yang identik dengan Arab, Madja Purba dari Sahata yang merupakan klub bagi orang Batak, Sulaiman Siregar dari Persatuan Olahraga (PO) Polisi, TM Haris dari Medan Sport klub orang Melayu, dr. Pierngadi dari Deli Maatschappij dan Tedja Singh dari India Football Team yang merupakan klub orang India.
Oleh karena itu dia menyebutkan pendirian PSMS Medan merupakan bentuk dari semangat pluralisme masyarakat di Kota Medan pada saat itu.
"Jadi itu sebenarnya PSMS ini dalam pendiriannya merupakan perwujudan dari pluralisme," sebutnya.
Keenam tersebut kemudian mengkoordinir 23 klub di Medan saat itu untuk mendirikan PSMS Medan. Alhasil tepat 21 April 1950 berdirilah PSMS Medan dengan 23 klub anggota.
Akan tetapi, Indra menyebutkan Deliesche Voetbal Bond (DVB) yang didirikan tahun 1907, Oost Sumatera Voetbal Bond (OSVB) berdiri tahun 1915, Rumah Susun Football Club (RSFC), Voetbal Bond Medan Organisatie (VBMO) dan beberapa klub yang didirikan zaman Belanda, sering dikaitkan sebagai sebagai cikal bakal pendirian PSMS. Padahal menurutnya tidak ada bukti yang jelas yang bisa membuktikan hal tersebut.
"Yang saya sebutkan tadi (beberapa klub zaman Belanda) tidak punya bukti yang jelas, bahwa klub yang didirikan zaman Belanda itu menjadi cikal bakal PSMS," sebutnya.
PSMS Pernah Disegani Tim Luar Negeri. Simak Halaman Berikutnya....
Simak Video "Lontong Medan Alay: Warisan Rasa di Jakarta Barat"
(astj/astj)