Calon Gubernur Sumatera Utara (Cagubsu) Edy Rahmayadi mengkritik rivalnya, Bobby Nasution yang komunikasi langsung ke menteri saat menjabat Wali Kota Medan. Bobby menilai pemerintah kabupaten/kota diperbolehkan komunikasi langsung ke pemerintah pusat.
"Memang kan pemerintah bisa komunikasi, biasanya kita mengusulkan program, kegiatan-kegiatan, memang bisa dirancang, sementara kan sudah ada kombain keuangan dari APBN ke APBD, jadi diperbolehkan untuk kabupaten/kota," kata Bobby Nasution usai debat ketiga Pilgub Sumut, Rabu (13/11/2024) malam.
Apalagi langkah itu menguntungkan masyarakat. Bobby menilai semua kepala daerah berebut membawa program pemerintah pusat ke daerahnya masing-masing, sehingga perlu dijemput langsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya yang diuntungkan masyarakat, kita ini 500 lebih kabupaten/kota, semuanya rebutan untuk bisa dapat program dari pusat untuk masuk ke daerahnya, tentunya kita ingin daerah kita ini yang kita pimpin dapat program dari pusat, itu yang kita jemput langsung," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Bobby Nasution ingin mengajak 30 anggota DPR RI dan 4 anggota DPD RI asal Sumut untuk membawa program pusat ke Sumut. Rivalnya, Edy Rahmayadi menilai saat menjadi Wali Kota Medan Bobby selalu langsung ke menteri tanpa melalui DPR.
"Saya tahu, anda sampaikan anda memfasilitasi menjumpai DPR RI, menjumpai DPD, kenyataan di wali kota saja, itu langsung ke menteri tidak ke DPR," kata Edy Rahmayadi saat debat ketiga Pilgub Sumut, Rabu (13/11).
Edy mengaku mengetahui itu karena datang langsung ke DPR RI Komisi II dan Komisi V. Edy menyebutkan jika komisi itu merupakan tempatnya berkoordinasi saat menjadi Gubsu, bukan langsung ke menteri.
"Saya tahu itu, karena saya datang ke DPR RI, di Komisi V, di Komisi II dan itu memang tempat saya berkoordinasi, menanyakan potensi potensi yang ada, bukan saya langsung datang ke menteri," sebutnya.
Setelah itu, Edy menjelaskan jika bupati dan walikota kota tidak memiliki urusan langsung ke menteri. Bupati dan wali kota disebut harusnya ke gubernur karena secara hirarki gubernur merupakan perwakilan pemerintah pusat di daerah.
Baca selengkapnya di halaman berikut...
Bobby Nasution kemudian mengungkapkan jika Edy Rahmayadi pernah meminta tolong agar dijumpakan dengan menteri. Hal itu terjadi saat Bobby menjadi Wali Kota Medan dan Edy sebagai Gubsu.
Awalnya Bobby meminta maaf karena saat menjadi Wali Kota Medan langsung komunikasi dengan menteri tanpa melalui gubenur. Bobby meminta maaf jika melangkahi Edy.
"Baik Pak Edy, kalau tadi Pak Edy sampaikan pas saya jadi wali kota langsung ke menteri mohon maaf kalau gitu Pak, kalau saya melangkahi Pak Edy sebagai gubernur," kata Bobby Nasution saat debat ketiga Pilgub Sumut, Rabu (13/11).
Setelah itu, Bobby mengungkapkan jika Edy pernah meminta tolong dijumpakan dengan menteri. Bobby pun bertanya jika menjumpai Komisi II dan Komisi V DPR RI efektif untuk membawa program nasional ke Sumut, kenapa Edy meminta tolong untuk dijumpakan dengan menteri.
"Tapi Pak, mohon maaf sekali lagi Pak, seingat saya Bapak juga pernah minta tolong saya untuk ketemu menteri, Pak waktu saya jadi wali kota, Pak. Mohon maaf sekali lagi, karena kalau memang Bapak anggap tadi efektif, kenapa Bapak harus minta tolong wali kota juga Pak untuk ketemu bicara program," ucapnya.
Untuk diketahui, debat ketiga dilaksanakan pada Rabu (13/11) malam di Tiara Convention Hotel, Medan. Debat ketiga Pilgub Sumut ini membahas tema 'Sinergitas Kebijakan Pembangunan Daerah Dalam Rangka Memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia'.
Simak Video "Video Kala Moderator Debat Sumut Berulang Kali Minta Penonton Tenang"
[Gambas:Video 20detik]
(afb/afb)