Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara (Cawagubsu) Hasan Basri Sagala mengungkapkan banyak aparat negara cawe-cawe di Pilgub Sumut 2024. Edy Rahmayadi menilai jika itu sudah rahasia umum.
"Cawe-cawe nggak perlu dijelasin, itu rahasia umum, pasti semua tahu. Kalau sampai wartawan tidak tahu, berarti kalian wartawan palsu," kata Edy Rahmayadi usai debat ketiga Pilgub Sumut, Rabu (13/11/2024).
Menurut Edy, hal itu tidak perlu dilaporkan karena itu harusnya bicara moral saja. Dia menilai aparat negara yang cawe-cawe merupakan pengkhianat demokrasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu moral aja itu, tak perlu dilaporkan, tapi itu adalah pengkhianat dan perusak demokrasi," ucapnya.
Meskipun demikian, Edy menilai jika cawe-cawe aparat negara tidak menganggu elektabilitasnya. Dia kembali menegaskan jika cawe-cawe merupakan perusak demokrasi.
"Nggak (mengganggu elektabilitas), cawe-cawe itu adalah perusak demokrasi, tidak di dalam prevensi demokrasi ada cawe-cawe. Cawe-cawe memang sudah diartikan karena itu bahasa Jawa artinya adalah menjadi konotasi negatif di dalam demokrasi," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Hasan Basri Sagala menyinggung soal cawe-cawe di Pilgub Sumut. Calon Wakil Gubernur Sumut nomor urut 1 Surya meminta Hasan untuk tidak berburuk sangka.
"Masih ada dalam pelaksanaan demokrasi, ada cawe cawe. Tolong didengar pak, ada cawe-cawe dalam pelaksanaan demokrasi dan ini bukan katanya, ini bisa kita rasakan," kata Hasan saat debat ketiga Pilgub Sumut, Rabu (13/11) malam.
Hasan mengatakan ada banyak aparat negara yang melakukan cawe-cawe. Dia pun meminta para aparat itu harusnya masuk ke tim sukses saja.
"Seharusnya kalau mereka mau cawe-cawe, jadi saja tim sukses, uang negara yang untuk menggaji mereka itu adalah untuk bagaimana menjaga demokrasi, bukan cawe-cawe. Untuk itu, saya minta kepada Pak Surya apa yang bapak lakukan agar iklim demokrasi di Sumut ini bisa berjalan dengan jujur, adil, bebas dan rahasia, tanpa ada tekanan?," tanya Hasan.
Surya pun menyatakan bahwa cawe-cawe itu tidak ada. Dia meminta Hasan untuk tidak berburuk sangka.
"Cawe-cawe istilah apa ini cawe-cawe. Nggak ada ini pak, nggak ada. Bapak yang notabene adalah dasar pikirannya adalah paham dengan keagamaan, bapak jangan terlalu berburuk sangka," kata Surya.
Surya mengatakan aparat pemerintah harus netral. Menurutnya, proses demokrasi ini juga harus berjalan dengan baik.
"Aparat pemerintah harus netral. Kami berjalan sendiri, pak. Kami punya tim sukses. Ini demokrasi, kami boleh memakai siapa saja karena ini adalah merupakan hak seseorang. Jadi, kami minta kepada bapak, hal-hal yang seperti ini, bapak jangan berburuk sangka, itu adalah tidak baik," pungkasnya.
Untuk diketahui, debat ketiga dilaksanakan pada Rabu (13/11) malam di Tiara Convention Hotel, Medan. Debat ketiga Pilgub Sumut ini membahas tema 'Sinergitas Kebijakan Pembangunan Daerah Dalam Rangka Memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia'.
(afb/afb)