Sindiran Terbaru Edy ke Bobby: Hubungan dengan PDIP hingga Naik Jet Pribadi

Medan -

Bakal calon Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi menyindir saingannya di Pilgub Sumut 2024, Bobby Nasution. Edy menyindir sikap Bobby ke PDI Perjuangan (PDIP).

Edy menyampaikan persoalan itu saat bertemu dengan kader PDIP di Labuhanbatu Selatan (Labusel). Awalnya, Gubsu periode 2018-2023 ini mengaku tidak mau jika dipimpin Bobby Nasution.

"Kenapa saya menjadi gubernur? Karena saya tak mau Bobby ini gubernur saya," ujar Edy, Selasa (1/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Edy kemudian menyinggung soal PDIP yang mendukung Bobby di Pilkada Medan 2020. Kini, kata Edy, Bobby berkhianat dengan PDIP yang merupakan partai pendukungnya.

"Perlu anda tahu, siapa yang membesarkan Bobby, PDI Perjuangan. PDI Perjuangan ini memelihara harimau, yang pada akhirnya diterkam harimau sendiri," tuturnya.

Setelah menyinggung Bobby, Edy kemudian bercerita soal dia yang mendapatkan dukungan dari PDIP untuk maju di Pilgub Sumut 2024. Dia mengaku mendapatkan tawaran lewat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

"Pada saat itu, yang untung siapa? Saya, saya dipanggil oleh Pak Hasto (Sekjen PDI Perjuangan), rupanya perintah Ibu (Ketum PDI Perjuangan Megawati). Ditanya, 'bang gub mau jadi gubernur lagi?' Tak ada partai saya. Terus dibilang PDI Perjuangan siap usung," ucap Edy.

"Saya pun mikir di situ, 'siap, dengan dinamika pasti'," imbuhnya.

Edy yakin tidak kalah dengan Bobby di Pilgub Sumut 2024 ini. "Aku yakin tak kalah lah aku sama Bobby. Nanti pada saat dia (Bobby) datang ke mari, kau buka-buka baju jangan pakai baju PDI Perjuangan. Kau datang, kau terlihat saja modern. Celingak-celinguk, lihat perempuan jatuh cinta," ungkap Edy.

Edy Singgung Blok Medan

Dalam kesempatan itu, Edy juga menyinggung Blok Medan dan penggunaan jet pribadi yang sempat menyeret nama calon Gubsu nomor urut 1 Bobby Nasution itu.

"Ada blok sana, diambilnya blok sana, dijualnya Kota Medan. Blok Medan dia bilang. Tak cukupnya di situ, dia pakai jet orang. Asiang punya, entah kemana-mana beritanya itu," ujarnya.

"Iri kah saya? Oh tak iri saya. Tapi menurut saya, tak pantas dia menjadi seorang komando, pimpinan, bapak, ayah, dan sahabat untuk Sumut ini," jelasnya.