- Fakta-Fakta Menarik tentang Papeda 1. Makanan Pokok Kebanggaan Orang Papua dan Maluku yang Kaya Gizi 2. Berasal dari Batang Pohon Sagu 3. Dari Tradisi Masyarakat Sentani hingga Menjadi Makanan Sehari-hari 4. Dipercaya sebagai Jelmaan Manusia 5. Kerap Muncul di Acara-Acara Penting Orang Timur 6. Disantap dengan Sumpit Khusus 7. Teman Makan Ikan Kuah Kuning 8. Bertransformasi Menjadi Jajanan 'Papeda' Gulung 9. Dari Timur Indonesia hingga Menjadi Warisan Budaya
Ada yang berbeda dari Google Doodle hari ini. Logo Google menampilkan ilustrasi sebuah makanan. Ternyata, papeda menjadi Google Doodle hari ini, Jumat (20/10/2023).
detikers Medan mungkin jarang melihat makanan kenyal nan lengket ini. Namun, bagi masyarakat di Indonesia bagian timur, papeda merupakan makanan pokok sehari-hari, lo!
Jika dilihat sekilas, sajian khas Indonesia timur ini tampak seperti lem. Namun, bagaimana penampilannya bisa seperti itu, ya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kali ini, detikers akan diajak untuk mengenal lebih dekat dengan papeda. Yuk, langsung simak berbagai fakta menariknya di bagian berikut!
Fakta-Fakta Menarik tentang Papeda
1. Makanan Pokok Kebanggaan Orang Papua dan Maluku yang Kaya Gizi
![]() |
Mungkin kamu bertanya-tanya, papeda itu memangnya apa, sih? Dijelaskan dalam buku Sagu Papua Untuk Dunia karya Ahmad Arif, papeda merupakan makanan khas Indonesia Timur yang terbuat dari sagu. Dalam bahasa Unanwatan, papeda dikenal dengan sebutan dao.
Berbeda dengan masyarakat Indonesia Barat yang makan nasi, orang-orang di Indonesia timur, khususnya Maluku dan Papua, mengonsumsi papeda sebagai makanan pokok. Tampilannya sendiri terbilang unik, tetapi jangan remehkan kandungan gizinya, detikers!
Menurut indonesia.go.id, selain kaya serat, papeda juga rendah kolestrol dan bernutrisi. Papeda memiliki nutria esensial seperti protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, dan lain-lain.
Bahkan, rutin mengkonsumsi papeda dapat meningkatkan kekebalan dan daya tahan tubuh, serta mengurangi resiko terjadinya kanker usus, hingga membersihkan paru-paru, lo!
2. Berasal dari Batang Pohon Sagu
Jika beras didapat dari padi yang menguning, papeda berasal dari batang Metroxylon sagu Rottb alias pohon sagu. Lebih tepatnya, tepung sagulah yang kemudian disulap menjadi papeda.
Dikutip dari laman resmi indonesia.go.id, masyarakat Indonesia Timur biasa mencari sendiri pohon-pohon sagu ke hutan dan pelosok rawa-rawa demi mendapatkan tepung sagu berkualitas baik.
Mampu tumbuh menjulang hingga 30 meter, setiap pohon sagu bisa menghasilkan 150 hingga 300 kilogram tepung. Barulah tepung tersebut kemudian diolah agar menjadi papeda untuk dimakan.
3. Dari Tradisi Masyarakat Sentani hingga Menjadi Makanan Sehari-hari
![]() |
Disebutkan dalam Gastronomi Indonesia sebagai Identitas Budaya dan Daya Tarik Wisata, sejarah papeda dapat ditelusuri melalui tradisi masyarakat adat Sentani dan Abrab di Danau Sentani dan Arso, serta Manokwari.
Mereka kerap menyajikan kuliner berbahan dasar sagu ini dalam acara-acara penting, contohnya tradisi "Sonar Mohne" oleh Suku Nuaulu, Maluku. Papeda dijadikan sebagai makanan sakral dalam ritual peringatan masa pubertas gadis tersebut.
4. Dipercaya sebagai Jelmaan Manusia
Bagi orang Papua, papeda bukanlah sekadar panganan pokok. Lebih dari itu, laman indonesia.go.id. menyebutkan, papeda juga mengandung unsur mitologi di dalamnya.
Suku-suku di Papua meyakini jika sagu, yang kemudian diolah menjadi papeda, merupakan penjelmaan dari manusia. Itulah mengapa, saat memanen sagu, masyarakat di Raja Ampat acap menggelar upacara khusus.
Adapun upacara tersebut merupakan bentuk rasa syukur dan penghormatan mereka akan hasil panen (sagu) yang melimpah sehingga dapat memenuhi kebutuhan seluruh keluarga.
5. Kerap Muncul di Acara-Acara Penting Orang Timur
Seperti disebutkan di poin sebelumnya, papeda mempunyai nilai kesakralan tersendiri bagi masyarakat Indonesia Timur. Itu sebabnya ia hadir dalam acara-acara penting.
Selain dalam tradisi "Sonar Mohne", dikutip dari indonesia.go.id., santapan bertekstur kenyal ini juga muncul dalam upacara adat Papua "Watani Kame."
Upacara tersebut dilakukan sebagai tanda berakhirnya siklus kematian seseorang. Nantinya, papeda dibagikan paling banyak kepada relasi yang sangat membantu pada upacara Watani Kame tersebut.
Di Inanwatan, papeda bersama daging babi juga menjadi makanan yang wajib disajikan saat upacara kelahiran anak pertama. Di daerah tersebut, papeda juga dimakan oleh wanita-wanita ketika proses pembuatan tattoo sebagai penahan rasa sakit.
Sementara itu, di Pulau Seram, Maluku, Suku Nuaulu dan Suku Huaulu juga melarang wanita yang sedang dalam masa haid dari memasak papeda, karena menurut mereka proses merebus sagu menjadi papeda dianggap tabu.
6. Disantap dengan Sumpit Khusus
![]() |
Ketika makan nasi, biasanya detikers menggunakan sendok atau langsung dengan tangan. Namun, berbeda dengan papeda yang memerlukan perkakas khusus, nih.
Dilansir laman indonesia.go.id, menyantap papeda perlu menggunakan sepasang sumpit atau dua garpu khusus. Perkakas tersebut dibutuhkan sebagai alat untuk mengambil dan menyantap si papedanya.
Adapun cara memakan papeda adalah dengan menggulung-gulung hingga bubur papeda melingkari sumpit atau garpu. Kemudian, letakkan di piring dan siap disantap bersama kuah kuning. Kamu juga tak perlu mengunyahnya, melainkan langsung menyeruput dan menelan papeda.
7. Teman Makan Ikan Kuah Kuning
![]() |
Papeda paling enak disantap saat masih panas karena teksturnya masih kenyal dan lembut. Di samping itu, olahan sagu ini juga sedap jika dimakan bersama ikan kuah kuning.
Disebutkan dalam buku Makanan Tradisional Indonesia Seri 3 karya Gardjito, Harmayani, dan Santoso (2019), papeda ikan kuning adalah salah satu kuliner yang mudah dijumpai di daerah Papua maupun Maluku.
Makanan satu ini terbuat dari ikan cakalang atau ikan tongkol yang dimasak dengan berbagai bumbu, seperti cabai merah, bawang merah, bawang putih, kunyit dan kemiri yang dihaluskan.
Untuk menikmatinya, detikers hanya perlu mencelupkan papeda yang sudah digulung ke dalam kuah ikan. Sensasi lembutnya papeda menyatu sempurna dengan cita rasa kuah ikan kuning yang asam dan pedas. Mantul banget!
8. Bertransformasi Menjadi Jajanan 'Papeda' Gulung
![]() |
Dewasa ini, banyak sekali bermunculan makanan maupun camilan yang unik nan tak biasa. Hal yang sama juga terjadi pada papeda, nih.
Kini, makanan pokok kebanggaan orang Papua dan Maluku itu telah bertransformasi menjadi jajanan anak SD. Namanya adalah papeda gulung.
Meskipun tersemat kata "papeda", camilan yang banyak digandrungi anak SD itu lucunya tidak terbuat dari sagu, melainkan aci alias tepung tapioka. Itu sebabnya, jajanan satu itu juga dikenal sebagai "cilung" alias "aci digulung".
Bukan hanya papeda gulung, juga muncul inovasi lain berupa seblak papeda, yang nyatanya juga tidak mengandung bahan dasar papeda itu sendiri. Kira-kira, bakal muncul variasi papeda apa lagi, nih, ya?
9. Dari Timur Indonesia hingga Menjadi Warisan Budaya
Papeda yang mulanya adalah makanan pokok masyarakat Indonesia Timur kini telah dikenal bahkan hingga ke mancanegara. Keunikan yang dimilikinya lantas membawa papeda dinyatakan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada 2015 silam.
Kemudian, tepat di hari ini, Jumat (20/10), papeda menjadi Google Doodle yang semakin membuatnya dikenal oleh lebih banyak orang. Kuliner khas Indonesia apa lagi yang bakal menjadi Google Doodle ke depannya, ya?
Itulah rangkuman informasi seputar fakta menarik papeda. Apakah kamu tertarik untuk menjajal kuliner satu ini, detikers Medan?
(mff/dhm)