Pakkat menjadi pilihan menu berbuka saat bulan Ramadan. Kuliner khas Mandailing Natal ini paling banyak dicari karena memiliki cita rasa unik.
Nah, kali ini detikSumut mengunjungi lapak penjual Pakkat yang sudah berjualan sejak 28 tahun lalu. Lokasinya terletak di Jalan Letda Sudjono, tepat di pinggir jalan tak terlalu jauh dari Simpang Perempatan Jalan Aksara.
Lapaknya cukup sederhana, namun banyak pembeli bermobil yang hilir mudik membeli Pakkat milik Sunar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sunar tampak semangat membakar rotan muda di atas tungku bara api. Ia tampak sesekali melihat batang rotan untuk melihat tingkat kematangan.
"Kalau sudah gosong itu udah masak, cuma 4-5 menit ini," ungkap Sunar kepada detikSumut.
Saat dibakar, tampak buih putih keluar dari ujung batang sampai menetes. Sunar menyebut hal itu karena kandungan air di batang rotan muda masih cukup banyak.
Usai dibakar, anggota Sunar tampak membelah batang rotan dan mengambil isian rotan muda yang berwarna putih serta dimasukkan ke plastik.
Nah, berbeda dengan menu berbuka yang serba manis, cita rasa Pakkat cenderung pahit. Namun, Sunar menyebut justru cita rasa Pakkat menjadi penambah nafsu makan.
"Rasanya pahit tapi jadi nambah nafsu makan. Rata-rata orang makan ini 3-4 batang Pakkat lah kalau yang udah kecanduan," tuturnya.
Nah, detikers yang ingin menikmati Pakkat ini, akan lebih nikmat apabila dicocol dengan sambal. Rasa sambal yang pedas gurih akan semakin menambah kenikmatan Pakkat ini.
Sunar bercerita dirinya mendapat pasokan batang Pakkat dari desa Langga Payung, Labusel. Untuk sekali pemesanan, ia mampu menyetok 3.000-an batang Pakkat.
"Kita ambil dari Langga Payung, selain jualan disini kita juga kirim ke rumah makan Tapsel juga, udah banyak langganan kita," kata Sunar.
Nah, detikers yang ingin membeli Pakkat tak perlu merogoh kocek dalam, cukup membayar Rp 10 ribu untuk 3 batang Pakkat.
Jelang waktu berbuka, semakin banyak pembeli yang mengantre untuk membeli Pakkat ini. Diantaranya ada Idris, pembeli asal Medan Tembung ini tiap tahun rutin membeli Pakkat.
"Tiap tahun beli untuk bukaan di rumah. Kalau saya suka karena kan kalau makan manis terus perut begah, makan Pakkat ini enak perut kita, enggak dibuatnya penuh perut. Jadi selera lah makannya," ucap Idris.
(nkm/nkm)