Viral Pria Aceh Hina Nabi Muhammad di Medsos, Polisi Diminta Turun Tangan

Aceh

Viral Pria Aceh Hina Nabi Muhammad di Medsos, Polisi Diminta Turun Tangan

Agus Setyadi - detikSumut
Kamis, 09 Okt 2025 11:09 WIB
BERLIN, GERMANY - SEPTEMBER 19:  A shopper ltries out the new Apple iPhone 6 at the Apple Store on the first day of sales of the new phone in Germany on September 19, 2014 in Berlin, Germany. Hundreds of people had waited in a line that went around the block through the night in order to be among the first people to buy the new smartphone, which comes in two versions: the Apple iPhone 6 and the somewhat larger Apple iPhone 6 Plus.  (Photo by Sean Gallup/Getty Images)
Foto: Ilustrasi media sosial. (GettyImages)
Banda Aceh -

Video seorang pria asal Aceh diduga menghina Nabi Muhammad dan mualaf viral di media sosial. Pria itu mengaku telah menganut agama Kristen.

Dilihat detikSumut, Kamis (9/10/2025), pria itu mengunggah videonya di akun TikTok @tersadarkan5758. Saat itu, dia menjelaskan alasannya pindah agama dari Islam ke Kristen.

Dalam video itu yang ditonton 1,9 juta kali itulah dia diduga menghina Nabi Muhammad dan para mualaf. Video itu ramai dibagikan netizen serta dibanjiri komentar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Fenomena ini sangat memprihatinkan. Aceh dikenal sebagai Serambi Mekkah, tapi justru dari sini muncul konten yang menistakan agama dan mempermainkan simbol-simbol keislaman. Ini bukan hanya soal pelanggaran hukum, tapi juga cermin krisis moral dan pemahaman agama yang serius," kata Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Banda Aceh, Saiful Amri dalam keterangannya.

ADVERTISEMENT

Saiful menilai, tindakan pelaku bukan hanya melanggar norma sosial dan nilai keislaman, tetapi juga dapat menimbulkan kegaduhan dan perpecahan di tengah masyarakat. Menurutnya, kebebasan berekspresi di ruang digital tidak boleh disalahgunakan untuk menyerang keyakinan agama orang lain.

"Kami mendukung kebebasan berpendapat, tapi bukan kebebasan untuk menghina agama. Jika dibiarkan, hal seperti ini akan menciptakan efek domino generasi muda bisa menganggap wajar untuk memperolok hal-hal sakral," jelasnya.

"Kami minta Polda Aceh bertindak cepat. Jangan sampai keresahan masyarakat semakin meluas. Penegakan hukum yang tegas akan menjadi pembelajaran dan efek jera bagi siapa pun yang mencoba menistakan agama," lanjut Saiful.

Saiful mengimbau seluruh masyarakat agar tidak terpancing emosi dan menyerahkan penanganan kasus kepada aparat berwenang. Dia mengajak generasi muda untuk memperkuat literasi digital serta menanamkan kembali nilai-nilai akhlakul karimah dalam kehidupan bermedia sosial.

"Kita harus introspeksi. Mengapa dari Aceh, yang dikenal dengan Syariat Islam-nya, bisa muncul konten seperti ini? Ini sinyal bahwa kita perlu memperkuat pendidikan agama dan karakter, terutama di kalangan anak muda," tutur Saiful.




(agse/mjy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads