Warga-Tokoh Lintas Agama Sepakat Berdamai Usai Pembubaran Rumah Doa di Padang

Warga-Tokoh Lintas Agama Sepakat Berdamai Usai Pembubaran Rumah Doa di Padang

Jeka Kampai - detikSumut
Kamis, 31 Jul 2025 15:31 WIB
Pembubaran rumah doa di Padang
Rumah doa di Padang (Foto: Dok. Jeka Kampai/detikSumut)
Padang -

Setelah insiden pembubaran aktivitas Jemaat Gereja GKSI di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah Padang, warga dan tokoh lintas agama sepakat untuk menempuh jalan perdamaian. Kesepakatan perdamaian diambil dalam pertemuan lengkap yang diinisiasi oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Padang.

Pertemuan itu digelar di Kantor Camat Koto Tangah di Lubuk Buaya, Rabu (30/7/2025) petang, dihadiri berbagai tokoh lintas agama, yang kemudian menandatangani surat pernyataan. Mereka yang mendatangani surat tersebut adalah Ketua Suku Nan Sapuluah Syafri Tanjung, Ketua Warga Nias Padang Sarai Yusman Hulu, Ketua Pemuda Yen Danir, Tokoh Masyarakat Iral Guci Ketua LPM Padang Sarai Ahmad Saleh, Lurah Padang Sarai Nasrul, Camat Koto Tangah Fizlan Setiawan dan Kepala KUA Koto Tangah, Hendri.

Dilihat detikSumut Kamis (31/7), surat pernyataan itu berisi 7 poin yang intinya menegaskan bahwa insiden yang terjadi bukanlah persoalan agama, suku atau SARA.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berkaitan dengan persoalan yang terjadi pada hari Minggu tanggal 27 Juli 2025 di RT 02 RW 09 Kelurahan Padang Sarai Kecamatan Koto Tangah Adalah masalah sosial kemasyarakatan dan bukan masalah agama, ras dan suku," begitu bunyi pernyataan surat.

"Selama ini kami hidup rukun dan damai, saling menerima menghormati, menghargai keberagaman agama, suku, budaya dan latar belakang lainnya dalam bermasyarakat dan tidak bersikap diskriminatif," lanjut surat pernyataan tersebut.

ADVERTISEMENT

Semua pihak sepakat untuk berkomitmen dengan menjaga kerukunan, saling membantu dan menjaga komunikasi dengan baik dan santun antar umat beragama.

Ketua FKUB Padang, Salmadanis mengatakan, tidak ada pihak yang dirugikan atau dimenangkan dalam pertemuan tersebut, karena semua sepakat untuk menyamakan persepsi.

"Saya ulang lagi, tugasnya (FKUB) menyatukan menyamakan persepsi. Hasil daripada pertemuan ini disepakati bahwa pertemuan ini pihak Pendeta Dachi secara pribadi dan secara kelembagaan bersama dengan pimpinan gereja yang ada di Sumatera Barat ini bersepakat untuk damai. Bersepakat untuk damai," katanya.

Menurut Salmadanis, semua yang hadir mengajak semua pihak turut menciptakan suasana sejuk, terutama di media sosial menghadirkan postingan yang sejuk sehingga konflik tidak semakin meluas.

Kericuhan terjadi Minggu (27/7/2025) sore saat puluhan warga menggeruduk sebuah rumah yang dijadikan sebagai rumah doa bagi Jemaat Kristen di RT 03/09 Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto tangah Padang.

Warga mendatangi rumah yang sedang berisi banyak orang, mulai dari dewasa hingga anak-anak. Mereka diketahui adalah jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) yang merupakan bagian dari Kristen Protestan.

Massa membawa balok kayu, langsung membubarkan aktivitas jemaat. Aksi itu spontan membuat kaget. Jemaat langsung berlarian, sementara anak-anak menangis histeris.

Sejak peristiwa itu, rumah doa yang menjadi sumber konflik itu hingga Kamis (31/7/20250 masih dijaga petugas kepolisian.




(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads