Nelayan asal Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau (Kepri) ditangkap Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM). Nelayan bernama A Huat (54) sempat sejak 4 Maret 2025 lalu karena dianggap memasuki wilayah perairan Malaysia saat menjaring ikan di kawasan Tokong Hiu, Karimun.
A Huat merupakan warga Karimun beralamat di Sungai Pasir Meral dan merupakan pemilik kapal KM. EXTRA dengan tanda selar B-21.02.04.1007/711/KP-GND. Kapal berukuran 2 GT yang menggunakan alat tangkap jaring nylon (tenggiri) tersebut juga disita oleh pihak otoritas Malaysia.
Setelah menjalani serangkaian proses di Malaysia, Nelayan asal Kabupaten Karimun itu dipulangkan dari Malaysia. Proses pemulangan nelayan itu difasilitasi oleh Badan Pengelola Perbatasan Daerah (BP2D) Kepri dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kepri
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad memberikan perhatian khusus atas pena penangkapan nelayan asal Karimun. Ia meminta untuk para nelayan untuk selalu berhati-hati beraktivitas di wilayah perbatasan.
"Kita harus selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas di wilayah perbatasan," kata Ansar, Jumat (14/3/2025).
Ansar meminta seluruh bupati dan wali kota di Kepri untuk mengintensifkan sosialisasi tentang batas wilayah. Hal itu untuk mengantisipasi kejadian serupa berulang.
"Sosialisasi ini sangat penting agar para nelayan kita memahami batas wilayah perairan dan tidak memasuki wilayah negara tetangga yang dapat berakibat pada penahanan," ujarnya.
Kepala Badan Pengelola Perbatasan Daerah (BP2D) Provinsi Kepri, Doli Boniara menambahkan pihaknya bersama Dinas Kelautan dan Perikanan terus mengupayakan nelayan-nelayan yang masih ditahan dan pengembalian kapal yang disita oleh otoritas
"Kami terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengupayakan pemulangan nelayan-nelayan yang masih ditahan dan pengembalian kapal yang disita oleh otoritas negara tetangga," ujarnya.
Untuk para nelayan asal Kepri yang ditahan di Malaysia terus akan diberikan pendampingan. BP2D juga melakukan berbagai upaya diplomasi demi keselamatan dan keamanan nelayan asal Kepri.
"Kami akan terus mendampingi para nelayan yang menghadapi permasalahan serupa dan melakukan berbagai upaya diplomasi demi keselamatan dan keamanan nelayan Kepri yang beroperasi di wilayah perairan perbatasan," ujarnya.
(mjy/mjy)