Aksi pencurian minyak avtur untuk pasokan Bandara Kualanamu terbongkar. Para pelaku mengaku sudah melakukan pencurian itu sejak tahun 2022.
Selama lebih dari dua tahun itu, komplotan pencuri ini meraup cuan dari hasil mencuri minyak Pertamina tersebut. Lalu, bagaimana awal mula aksi para pelaku ini terbongkar? Berikut detikSumut rangkum penjelasannya:
Pengungkapan kasus ini dilakukan usai TNI lAL, yakni Lantamal I mencium adanya pencurian avtur saat proses penyaluran dari kapal ke ke Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) di Pantai Dewi Indah, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim Intelijen Lantamal I pun menyelidiki hal tersebut hingga menemukan sebuah gubuk yang dijadikan gudang di pantai tersebut pada, Selasa (11/2/2025). Gubuk itu berisi puluhan ton avtur yang diletakkan di dalam tangki-tangki.
"Petugas melaksanakan penindakan ke lokasi gudang di Pantai Dewi Indah dan ditemukan pemilik gudang atau gubuk bernama Tofa yang sehari-hari mengaku sebagai penjaga wisata pantai tersebut," kata Kadispen Lantamal I Letkol Laut Nelson Sagala, Kamis (13/2/2025).
Dalam kasus ini, Lantamal I menangkap tiga orang pelaku. Ketiganya, yakni Rafar alias Tofa (47), Irwansyah alias Dede (31) dan Hairi (43).
Nelson belum memerinci peran dari ketiga pelaku ini. Namun, pelaku Tofa juga merupakan pengelola Pantai Dewi Indah tersebut.
Selain mengamankan ketiga pelaku, petugas juga mengamankan barang bukti, seperti 29 tangki yang masing-masing berisi satu ton avtur dan dua drum plastik yang masing-masing berisi sekitar 220 liter avtur.
Setelah itu, para pelaku dan barang bukti diamankan ke Lantamal I. Kemudian, kasus tersebut diserahkan ke Polresta Deli Serdang untuk proses penyelidikan lebih lanjut.
Nelson menyebut para pelaku melancarkan aksinya dengan melubangi pipa milik pertamina. Lalu, para pelaku memasang pipa mereka dan mengalirkannnya ke gubuk tersebut.
"Para pelaku beraksi saat tanker Pertamina tiba di titik lego jangkar dan proses transfer minyak melalui pipa bawah laut. Para pelaku membuka keran yang berada di dalam gudang untuk mengalirkan minyak dari pipa ke tangki plastik yang sudah disiapkan sampai seluruh tangki penuh," ujarnya.
Berdasarkan pengakuan para pelaku, aksi itu sudah dilakukan mereka sejak tahun 2022. Sekali beraksi, para pelaku mencuri sebanyak 30 kiloliter (KL).
Atas kejadian ini, Pertamina mengaku mengalami kerugian hingga Rp 400 juta. Perkiraan kerugian itu masih untuk barang bukti yang diamankan saat penggerebekan gudang penyimpanan avtur tersebut. Sementara untuk perhitungan kerugian secara menyeluruh sejak pencurian itu terjadi, Pertamina belum bisa memastikannya.
"Dengan barang bukti kalau nggak salah ada 29 baby tank, sekitar 30 KL (kiloliter), (kerugian) sekitar Rp 400 jutaan," kata Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria, Kamis (13/2).
Selengkapnya di Halaman Berikutnya...
Susanto menyebut biasanya kapal tanker akan melakukan penyaluran avtur ke Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Bandara Kualanamu sebanyak 2-3 kali dalam sebulan. Pengisian dilakukan melalui pipa sepanjang 5 km.
Adapun kapasitas DPPU itu mencapai 30 juta kiloliter. Jadi, 30 KL yang dicuri oleh para pelaku setiap kali beraksi itu tidak disadari oleh pihaknya karena angka tersebut masih dalam batas losses atau penguapan. Dia menyampaikan bahwa pihaknya selalu melakukan pemantauan saat proses penyaluran itu.
"30 ribu liter ini di sistem kami masih batas losses. Ada yang namanya losses, mungkin kalau saya lihat ini masih di ambang losses," sebutnya.
Kasat Reskrim Polresta Deli Serdang Kompol Rizqi Akbar menyebut ketiga pelaku itu telah ditetapkan menjadi tersangka. Para pelaku dijerat Pasal 363 KUHPidana dengam ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara.
"Sudah (tersangka)," kata Rizqi Akbar saat dikonfirmasi detikSumut, Jumat (14/2).
Hasil pemeriksaan, para pelaku mengaku mendapatkan upah sekitar Rp 5 juta per orang untuk sekali beraksi.
Rizqi menyebut para pelaku diperkirakan beraksi 1-2 kali per bulan, tergantung jadwal kapal tanker pembawa avtur tersebut mendarat. Perwira menengah polri itu mengatakan pihaknya masih menyelidiki pelaku lain dalam kasus tersebut.
"Keuntungannya belum (diketahui), masih kami dalami. Namun, pengakuan para tersangka mereka mendapat pembagian Rp 5 juta per orang setiap minyak avtur tersebut terjual. Jadi, sekali beraksi mereka dapat Rp 5 juta," kata Kasat Reskrim Polresta Deli Serdang Kompol Rizqi Akbar, Jumat (14/2/2025).
Simak Video "Video Pesawat Jeddah-Jakarta Mendarat Darurat di Kualanamu gegara Ancaman Bom"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)