Lantamal I membongkar kasus pencurian minyak avtur untuk pasokan Bandara Kualanamu di Pantai Dewi Indah, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut). Aksi para pelaku ini sudah berlangsung lama.
Berikut detikSumut rangkum fakta-fakta pengungkapan itu:
1. Dibongkar TNI AL
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kadispen Lantamal I Letkol Laut Nelson Sagala mengatakan pengungkapan itu dilakukan pada Selasa (11/2/2025). Awalnya, pihaknya menerima informasi soal adanya pencurian minyak melalui pipa laut Pertamina saat kapal tanker Pertamina tiba.
"Pada tanggal 10 Februari 2025 sekitar pukul 10.00 WIB MT Sinar Agra Lego jangkar di perairan laut Pantai Labu untuk melaksanakan transfer BBM avtur dari kapal ke Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Kualanamu, Deli Serdang. Selanjutnya, tim Intel Lantamal I, Posal Pantai Labu dan Patkamla Karang Gading melaksanakan pendalaman di lokasi," kata Nelson, Kamis (13/2).
Lalu, pada Selasa (11/2) sekira pukul 05.00 WIB, petugas mendapatkan informasi adanya gubuk berisi tangki-tangki plastik bermuatan minyak di Pantai Dewi Indah tersebut. Lalu, sekira pukul 12.00 WIB, Posal Pantai Labu dan Patkamla Karang Gading menggerebek lokasi tersebut dan menemukan tangki-tangki berisi avtur.
2. 3 Pelaku Ditangkap
Dalam kasus ini, Lantamal I menangkap tiga orang pelaku. Ketiganya, yakni Rafar alias Tofa (47), Irwansyah alias Dede (31) dan Hairi (43). Nelson belum memerinci peran dari ketiga pelaku ini.
Selain mengamankan ketiganya, petugas juga mengamankan barang bukti, seperti 29 tangki yang masing-masing berisi satu ton avtur, dua drum plastik yang masing-masing berisi sekitar 220 liter avtur, dan selang minyak.
"Ketiga pelaku diamankan ke Pomal Lantamal I guna penahanan sementara menunggu proses lebih lanjut,"ujarnya.
3. Penjaga Pantai Terlibat
Dalam kasus ini, Lantamal I mengamankan Rafar alias Tofa. Tofa merupakan penjaga wisata Pantai Dewi indah tersebut.
"Petugas melaksanakan penindakan ke lokasi gudang di Pantai Dewi Indah dan ditemukan pemilik gudang atau gubuk bernama Tofa yang sehari-hari mengaku sebagai penjaga wisata pantai tersebut," kata Nelson.
4. Modus Lubangi Pipa
Nelson menyebut para pelaku melancarkan aksinya dengan melubangi pipa pertamina. Lalu, pipa para pelaku tersebut diarahkan ke gubuk yang dijadikan gudang penyimpanan.
"Para pelaku melakukan tapping pipa di bibir Pantai Dewi Indah dengan cara melobangi pipa saat kosong dengan bor, lalu disambungkan ke pipa besi dan selang sampai ke gudang penampungan," sebutnya.
5. Ambil 30 KL Sekali beraksi
Nelson mengatakan para pelaku beraksi saat tanker Pertamina tiba. Lalu, mereka membuka keran pipa di dalam gudang untuk mengalirkan minyak tersebut.
"Para pelaku beraksi saat tanker Pertamina tiba di titik lego jangkar dan proses transfer minyak melalui pipa bawah laut. Para pelaku membuka keran yang berada di dalam gudang untuk mengalirkan minyak dari pipa ke tangki plastik yang sudah disiapkan sampai seluruh tangki penuh," ujarnya.
Dalam setiap kali beraksi, para pelaku mencuri sebanyak 30 kiloliter (KL)
"Menurut keterangan dari pelaku, sekali beraksi dapat mengambil sekitar 30 KL BBM jenis avtur," sebut Nelson.
6. Sudah Beraksi Sejak 2022
Berdasarkan pengakuan para pelaku, aksi itu telah dilakukan mereka dalam kurun waktu yanb lama, yakni sejak tahun 2022.
"Jadi sudah berjalan sekitar lebih dua tahun sejak 2022," kata Nelson Sagala.
7. Kasus Diserahkan ke Polisi
Nelson menyebut setelah penggerebekan itu, pihaknya menyerahkan penanganan kasus itu kepada Polresta Deli Serdang untuk proses penyelidikan lebih lanjut.
"Betul, kemarin sore sudah diserahkan ke Polresta Deli Serdang," jelasnya.
8. Pertamina Rugi Rp 400 Juta
Akibat kejadian ini, pertamina mengalami kerugian hingga sekitar Rp 400 juta.
"Dengan barang bukti kalau nggak salah ada 29 baby tank, sekitar 30 KL (kiloliter), (kerugian) sekitar Rp 400 jutaan," kata Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria.
Susanto mengatakan perkiraan kerugian itu masih untuk barang bukti yang diamankan saat penggerebekan gudang penyimpanan avtur tersebut. Sementara untuk perhitungan kerugian secara menyeluruh sejak pencurian itu terjadi, Susanto menyebut pihaknya belum bisa memastikannya. Untuk diketahui, para pelaku mengaku sudah melakukan pencurian itu sejak tahun 2022.
9. Pertamina Tidak Sadar
Susanto menyebut biasanya kapal tanker akan melakukan penyaluran avtur ke Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Bandara Kualanamu sebanyak 2-3 kali dalam sebulan. Pengisian dilakukan melalui pipa sepanjang 5 km.
Adapun kapasitas DPPU itu mencapai 30 juta kiloliter. Jadi, 30 KL yang dicuri oleh para pelaku setiap kali beraksi itu tidak disadari oleh pihaknya karena angka tersebut masih dalam batas losses atau penguapan. Dia menyampaikan bahwa pihaknya selalu melakukan pemantauan saat proses penyaluran itu.
"30 ribu liter ini di sistem kami masih batas losses. Ada yang namanya losses, mungkin kalau saya lihat ini masih di ambang losses," sebutnya.
10. Kedalaman Pipa Hingga 3 Meter
Dia menyampaikan bahwa kedalaman pipa yang dipasang oleh para pelaku itu sekitar 1-3 meter. Berdasarkan hasil penelusuran jajg dilakukan pihaknya, pipa yang dilobangi para pelaku hanya di titik itu saja. Susanto memastikan stok dan penyaluran avtur ke maskapai tetap berjalan normal setelah insiden pencurian tersebut.
"Saat ini, stok berjalan di Kualanamu itu mencakup 55 hari dan pasca pengungkapan ini juga kami di Kualanamu itu tetap berjalan normal, operasi penerimaan dan penyaluran avtur ke maskapai itu tetap berjalan normal, tidak ada terkendala," jelas Susanto.
(dhm/dhm)