Polisi saat ini tengah menyelidiki soal insiden rombongan mobil Ketua DPP NasDem Teritorial Aceh, Bakhtiar Sibarani diduga diserang sekelompok orang di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Polisi pun telah melakukan olah TKP.
Kapolres Tapteng AKBP Basa Emden Banjarnahor mengatakan pihaknya sudah menerima laporan terkait insiden itu.
"Dari insiden kemarin, sudah ada yang membuat laporan polisi, baik masalah pengerusakan atau penganiayaan, baik itu di polres atau pun di polsek," kata Basa, Kamis (21/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Basa mengatakan Satreskrim Polres Tapteng telah turun ke lokasi untuk olah TKP. Saat ini, pihak kepolisian tengah menyelidiki penyebab kejadian itu.
"Terkait peristiwa kemarin, kami sedang melakukan penyelidikan baik itu apa penyebabnya, asal usulnya, dan dampak-dampak. Tim kami juga Satreskrim sudah turun ke lapangan untuk olah TKP terkait laporan yang sudah dilaporkan dari masyarakat yang terkena dampak dari insiden kemarin," jelasnya.
"Sampai saat ini saya belum dapat informasi, tapi Satreskrim sudah melakukan olah TKP dan mengumpulkan bukti-bukti dulu terkait dengan video-video yang sudah banyak beredar di masyarakat, baik di media sosial atau dari jaringan pribadi masyarakat," sambungnya.
Perwira menengah Polri itu menyebut pihaknya telah menggelar rapat konsultasi dengan forkopimda dan para paslon terkait kejadian itu. Dia mengatakan bahwa peristiwa tersebut tidak ada kaitannya dengan politik.
"Kami Forkompinda Tapteng, kami telah melaksanakan rapat Konsultasi menyikapi pasca insiden kemarin, dengan juga kami menghadirkan paslon. Kami bersepakat untuk sama-sama, baik paslon maupun forkopimda menjaga situasi di Tapteng menjelang pencoblosan berjalan kondusif hingga pelantikan. Masing-masing Paslon sudah berkomitmen memastikan akan kerukunan Tapteng. Tadi kita sudah sepakat bahwa, baik dari pihak paslon menyatakan bahwa itu tidak ada kaitan dengan pilkada, tidak ada kaitan dengan politik," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, rombongan Bakhtiar Sibarani diduga diserang sekelompok orang. Peristiwa itu terjadi di jalan lintas Sibolga-Barus, tepatnya di Desa Mela 2, Kecamatan Tapian Nauli, Selasa (19/11) sore.
Bakhtiar Sibarani membenarkan informasi itu. Dia mengatakan bahwa saat kejadian dia hendak menuju Barus. Setibanya di lokasi, dia dan rombongannya diadang sejumlah orang.
"Saya ke Barus, di Mela, diadang di tengah jalan," kata Bakhtiar.
Dia mengatakan ada sekitar tiga pikap orang yang mengadang mereka sambil membawa sejumlah alat kekerasan. Bakhtiar mengatakan ada anggotanya yang terkena tikaman.
"Sudah dipersiapkan alat kekerasan. Di situ kami jelas melihat beberapa nama yang kami kenal. Bahkan, ada yang bilang 'tikam-tikam, bunuh', anggota saya ada yang kena tikam," jelasnya.
Mantan Bupati Tapteng itu menduga peristiwa itu memang sudah direncanakan oleh tim pemenangan salah satu paslon yang berseberangan dengan mereka, yakni Masinton Pasaribu-Mahmud. Sebab, Bakhtiar menyebut di lokasi kejadian itu juga ada mobil salah satu paslon tersebut. Selain itu, peristiwa itu sempat disiarkan secara live oleh orang-orang tersebut.
"Itu dilakukan oleh tim pemenangan tertentu, kuat dugaan itu sudah direncanakan. Bayangkan ada pengadangan, itu bukan massa, itu kelompok pemenangan dari pendukung sebelah sana, mobilnya pun gambar itu. Menurut saya itu perencanaan pembunuhan, bawa alat. Ini hanya settingan murahan dari kelompok-kelompok yang takut kalah," sebutnya.
Dia mengatakan pihaknya langsung kabur dari lokasi kejadian. Namun, saat itu, orang-orang tersebut masih mengejar mereka. Namun, setibanya di salah satu lokasi, mobil milik sekelompok orang itu dirusak oleh warga.
Bakhtiar menyebut mobilnya juga hancur karena dirusak oleh sekelompok orang tersebut. Dia menduga dirinya lah yang diincar oleh massa itu.
Untuk diketahui, ada dua Paslon Bupati-Wakil Bupati di Tapteng. Paslon pertama adalah Khairul Kiyedi Pasaribu-Darwin Sitompul. Keduanya diusung oleh NasDem, Golkar, Gerindra, PAN, Demokrat, PKS, Perindo, dan PBB.
Kemudian paslon kedua adalah Masinton Pasaribu-Mahmud Efendi. Keduanya diusung oleh PDIP dan Buruh.
(mjy/mjy)