Sekolah Bantah Siswi Penerbangan di Medan Tewas gegara Dianiaya

Sekolah Bantah Siswi Penerbangan di Medan Tewas gegara Dianiaya

Finta Rahyuni - detikSumut
Senin, 28 Okt 2024 17:19 WIB
Siswi Sekolah Penerbangan, Ade Nurul Fadilah semasa hidup. (dok. Istimewa)
Foto: Siswi Sekolah Penerbangan, Ade Nurul Fadilah semasa hidup. (dok. Istimewa)
Medan -

Keluarga siswi sekolah penerbangan di Kota Medan bernama Ade Nurul Fadilah (19) menduga Ade tewas karena dianiaya. Pihak sekolah, yakni Sumatera Flight membantah hal itu.

"Sangat membantah (adanya penganiayaan). Almarhum ini orang baik, dan baru dua bulan di sini. Jadi, tidak mungkin dia langsung punya musuh apa segala macam, tidak ada kekerasan, tidak ada tindak pem-bully-an, karena di sini tidak ada senior junior, pelatihan kursus kita hanya setahun, begitu setahun selesai, tidak ada senior di sini," kata Kuasa Hukum Sumatera Flight Hendra Manatar Sihaloho, Senin (28/10/2024).

Meski begitu, Hendra membenarkan bahwa korban merupakan siswi di sekolah penerbangan Sumatera Flight itu. Pada saat kejadian, kata Hendra, korban awalnya mengalami sakit kepala.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, korban berteriak. Teman-teman korban pun langsung memanggil pengasuh di asrama itu dan langsung membawa korban ke klinik.

"Jadi memang benar ada siswi yang meninggal. Kronologinya itu ketika almarhum ini mengalami sakit kepala, dia teriak-teriak luar biasa, teman-temannya panik, jadi panggil pengasuh. Lalu teman-teman sama pengasuh langsung bawa ke klinik. Kliniknya nggak jauh kok dari sekolah, ada paling 50 meter," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Setibanya di klinik itu, pihak klinik meminta agar korban dibawa ke rumah sakit. Lalu, korban pun dilarikan ke RS USU. Namun, nahas, korban meninggal dunia sebelum mendapatkan penanganan dokter.

"Jadi, ketika dibawa ke Rumah Sakit USU, rupanya disampaikan sudah meninggal, belum ada penanganan memang saat itu," kata Hendra.

Hendra menyebut saat kejadian korban mengalami sakit kepala dan pingsan. Berdasarkan pengakuan teman-temannya, korban memang sering sakit kepala.

"Dia sakit kepala itu, habis sakit kepala menjerit-jerit, pingsan dia. Jadi, kalau menurut keterangan dari teman temannya itu dia memang sudah sering sakit kepala. Jadi dia sering mengonsumsi obat," jelasnya.

"Kita tanya (ke rumah sakit), ini kenapa dok? Disampaikan dokter, ya dugaan-dugaannya banyak kata dokter, salah satunya bisa jantung, cuman kan belum dilakukan rekam medis," sambung Hendra.

Hendra mengatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya kasus itu kepada pihak kepolisian. Dia menyebut pihak sekolah akan kooperatif.

"Jadi, memang alangkah baiknya kita tunggu apa selanjutnya dari pihak Polda Sumut. Kita akan kooperatif, CCTV itu ada sama kita, sedang kita persiapkan, itu akan kita berikan ke penyidik," pungkasnya.

Atas kasus ini, Polda Sumut mengaku tengah menyelidikinya. "Kita sudah menerima laporan polisi dari keluarga yang meninggal dunia bersama kuasa hukumnya dan tentu polisi selanjutnya adalah melakukan penyelidikan," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi.

Hadi mengatakan pihaknya tengah menjadwalkan pemeriksaan terhadap keluarga korban dan pihak sekolah. Perwira menengah Polri itu menyebut proses penyelidikan terkait laporan itu masih terus dilakukan oleh penyidik Ditreskrimum Polda Sumut.

Sebelumnya diberitakan, siswi sekolah penerbangan asal Kabupaten Asahan, Ade, tewas saat menempuh pendidikan di sekolah tersebut. Keluarga korban menduga bahwa korban tewas usai dianiaya di asrama sekolah itu.

Kuasa hukum keluarga korban Thomy Faisal mengatakan peristiwa itu berawal pada Selasa (1/10) sekira pukul 23.00 WIB. Saat itu, keluarga korban mendapat telepon dari pihak sekolah bahwa korban masuk rumah sakit.

"Tanggal 1 Oktober jam 23:00 WIB, pihak keluarga dihubungi oleh yayasan atau sekolah bahwa korban sedang sakit dan sudah dibawa ke Rumah Sakit USU," kata Thomy, Sabtu (26/10)

Lalu, selang beberapa menit kemudian, keluarga korban mendapatkan kabar bahwa korban telah meninggal dunia. Thomy menyebut pihak keluarga sudah sempat menanyakan kepada dokter soal penyebab kematian korban.

Namun, korban diduga telah meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit dan pihak dokter belum sempat melakukan penanganan kepada korban.

Usai menerima informasi itu, keluarga korban langsung berangkat dari Kabupaten Asahan menuju Medan untuk menjemput jenazah korban. Setelah itu, jasad korban dibawa oleh pihak keluarga.

Namun, saat dicek, keluarga menemukan ada bekas memar di leher, seperti bekas cekikan. Selain itu, keluarga juga menemukan lebam di punggung dan rusuk.

Atas kejadian itu, Thomy mewakili keluarga korban melaporkan dugaan kejanggalan itu ke Polda Sumut pada Rabu (23/10). Laporan itu diterima dengan nomor: STTLP/B/1507/X/2024/SPKT Polda Sumut. Keluarga meminta pihak kepolisian mengungkap penyebab kematian korban.




(mjy/mjy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads