Polisi mengungkap fakta baru dari kasus bentrokan di Desa Amplas, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang. Polisi yang sudah menangkap tiga tersangka mengungkap jika peristiwa itu terjadi karena ada penyerangan oleh kelompok remaja yang dibayar.
Penyerangan oleh remaja itu terjadi pada Selasa (22/10) dini hari. Kapolrestabes Medan, Kombes Gidion Arif Setyawan mengungkap setiap remaja yang ikut melakukan penyerangan dibayar Rp 3 juta.
"Indikasinya, mereka mendapatkan janji untuk dibayar Rp 3 juta setiap anak," ujar Kombes Gidion, Rabu (23/10/2024) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gidion mengungkap jika persoalan yang terjadi di Jalan Selambo, lokasi bentrokan itu adalah konflik lahan. Para remaja dilibatkan untuk melakukan penyerangan ke lokasi yang merupakan tanah garapan itu.
"Dalam pemeriksaan clear ini, bukan persoalan geng motor, tapi persoalan konflik yang kemudian memanfaatkan anak-anak remaja, memanfaatkan pelaku untuk melakukan penyerangan terhadap korban," kata Gidion.
Kasus ini masih dalam proses penyelidikan kepolisian. Gidion menegaskan para pelaku akan bertanggungjawab atas hal ini.
"Nanti, dalam fokus penyelidikan. Cuma persoalannya biar enggak bias ya, ini adalah pertanggungjawaban hukum per orangan, jadi bukan organisasi, institusi, tapi per orangan," jelasnya.
Polisi Dalam Peran Aktor Intelektual
Gidion kemudian mengungkap jika pihaknya akan mencari siapa aktor intelektual yang menyuruh para remaja untuk melakukan penyerangan.
"Kita masih terus lanjutkan pada aktor intelektualnya, layer 1," tuturnya.
Polisi masih memburu pelaku lainnya dalam kasus ini. Hingga kini sudah ada tiga tersangka yang diamankan, dan satu di antaranya masih di bawah umur.
"Sampai hari ini kita sudah melakukan penangkapan terhadap tiga orang pelaku dan satu di antaranya masih di bawah umur," jelasnya.
(afb/afb)