Ibu Ungkap Kondisi Terkini Balita yang Dicekoki Obat Keras oleh Baby Sitter

Regional

Ibu Ungkap Kondisi Terkini Balita yang Dicekoki Obat Keras oleh Baby Sitter

Tim detikJatim - detikSumut
Senin, 14 Okt 2024 21:40 WIB
Linggra Kartika, ibu di Surabaya yang anaknya jadi dicekoki obat keras baby sitter
Linggra Kartika, ibu di Surabaya yang anaknya jadi dicekoki obat keras baby sitter. (Meilisa Rinanda/detikJatim)
Surabaya -

Pilu, seorang balita berusia 2 tahun dicekoki obat keras oleh baby sitternya selama setahun. Pelaku beralasan memberikan obat keras itu untuk penggemuk badan. Begini kondisi terkini bayi tersebut diungkap sang ibu, Linggra Kartika.

Awalnya Linggra mengaku tak menyangka baby sitternya berinisial NB tega mencekoki bayinya dengan obat-obatan keras tanpa sepengatahuannya. NB berdalih memberi obat penggemuk agar balita tersebut bernafsu makan dan berat badannya naik.

Namun obat yang diberikan adalah deksametason dan pronicy, yang merupakan obat keras yang mengandung steroid. Obat tersebut berdampak langsung pada hormon kortisol dan hormon pertumbuhan si anak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Linggra pun mengaku menyesal karena telat menangani kondisi sang anak. Saat ini sang anak tidak lagi mengonsumsi obat tersebut, namun kondisinya justru drop.

Kini anak korban harus opname selama sepekan di rumah sakit di Surabaya. Ia juga mengaku sempat membawa anaknya ke RS di Singapura untuk dilakukan pemeriksaan hormon.

ADVERTISEMENT

"Saya bisa dibilang cukup telat menangani hal ini karena di hari kesembilan (berhenti konsumsi obat) anak saya drop nggak mau makan, nggak mau minum, dan nggak bisa beraktivitas, saya bawa ke UGD saya jelaskan ke dokter anaknya dan dijelaskan dokter kalau nggak ada hormon kortisol dia nggak bisa beraktivitas. Waktu itu diberi lewat suntikan melalui infus," jelas Linggra dilansir detikJatim di Surabaya, Senin (14/10/2024).

Kini korban masih bisa beraktivitas namun harus menjalani terapi hormon. Akibat konsumsi obat-obatan tersebut, tubuh korban tak bisa memproduksi hormon kortisol sendiri. Ia mengaku tak tahu sampai kapan anaknya harus menjalani terapi dengan mengonsumsi obat-obatan setiap hari.

"Anak saya sekarang setiap hari memang harus minum obat, untuk bisa beraktivitas. Jangka lama berapa lama itu saya nggak tahu karena dokter masih menunggu perkembangannya dan 3 bulan sekali akan dicek," imbuhnya.




(nkm/nkm)


Hide Ads