Pria Masukkan Pasir ke Mulut Lansia-Siswa diduga Tewas Dihukum Squat Jump

Sumut Sepekan

Pria Masukkan Pasir ke Mulut Lansia-Siswa diduga Tewas Dihukum Squat Jump

Finta Rahyuni - detikSumut
Minggu, 29 Sep 2024 10:29 WIB
ilustrasi kejahatan kriminal perampokan pembunuhan pemerkosaan pencopetan
Foto: andi saputra
Medan -

Berbagai peristiwa dan kasus kriminal terjadi di Sumatera Utara (Sumut) dalam sepekan terakhir. Peristiwa tersebut membuat heboh dan menarik perhatian masyarakat.

Contohnya, soal kasus pria yang mengikat dan memasukkan pasir ke mulut seorang wanita lanjut usia (lansia). Selain itu, ada juga siswa SMP yang diduga tewas usai dihukum squat jump 100 kali oleh gurunya.

Berikut detikSumut rangkum sejumlah peristiwa dan kasus kriminal yang terjadi dalam sepekan terakhir:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Geng Motor Bersajam Rampok Sejoli di Medan

Sepasang kekasih menjadi korban perampokan geng motor di Jalan Cemara, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan. Saat ini, polisi telah menangkap dua orang pelaku perampokan itu.

Adapun kedua pelaku, yakni APU alias Black Martil (30) dan JK (19).

ADVERTISEMENT

"Kedua pelaku merupakan kelompok geng motor yang secara spontan dengan menggunakan senjata tajam merampok korban saat melintas di Jalan Cemara. Kedua pelaku yang ditangkap ini merupakan residivis," kata Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Jama Kita Purba dalam keterangannya, Selasa (24/9/2024).

Jama mengatakan perampokan itu terjadi pada Senin (16/9) sekira pukul 00.15 WIB. Saat itu, korban Julwardi (24) hendak mengantar pacarnya ke salah satu kosan di Jalan Purwo.

Saat melintas di Jalan Cemara, korban dan pacarnya diadang oleh para pelaku. Kemudian, salah satu dari mereka mengayunkan celurit hingga membuat korban dan pacarnya terjatuh. Lalu, mereka mengambil sepeda motor korban dan membawanya kabur.

Atas kejadian itu, korban membuat laporan ke Polsek Medan Timur. Pihak kepolisian yang menerima laporan itu lalu memburu pelaku dan mengamankan dua orang di antaranya pada Senin (23/9).

Namun, saat akan diamankan, pelaku Black Martil melakukan perlawanan hingga petugas terpaksa menembak bagian kaki pelaku.

Jama menyebut pihaknya masih memburu enam pelaku lainnya. Keenamnya, yakni US (16), WY (19), AG (17), FK (22), HS (19), dan RD (17).

2. Pria Ikat-Masukkan Pasir ke Mulut Lansia hingga Pingsan

Seorang pria di Kabupaten Deli Serdang Dandy Syahputra (24) menganiaya tetangganya Lopia Panjaitan (85) dengan mengikatnya dan memasukkan pasir ke mulutnya. Pelaku mendatangi rumah korban dengan modus menawarkan tomat.

Kapolrestabes Medan Kombes Teddy Jhon Sahala Marbun mengatakan peristiwa itu tejadi di rumah korban di Lingkungan XVI Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Rabu (11/9) sekira pukul 13.30 WIB.

"Korban sedang berada di rumah. Lalu, datang pelaku mengetuk pintu korban dengan maksud seolah-olah menawarkan tomat," kata Teddy dalam keterangannya, Rabu (25/9).

Setelah korban membuka pintu, pelaku langsung mendorong korban hingga jatuh. Lalu, pelaku menggaruk mata korban dan memasukkan pasir ke mulutnya. Selain itu, tersangka juga membenturkan kepala korban ke lantai.

Tak sampai di situ, pelaku mengikat tangan korban menggunakan tali sepatu dan melakban mulut korban. Akibatnya, korban tidak sadarkan diri.

Atas kejadian itu, korban membuat laporan ke Polsek Medan Tembung. Pihak kepolisian pun menyelediki kasus tersebut hingga akhirnya mengamankan pelaku pada Kamis (12/9).

"Pelaku mengakui perbuatannya di mana perbuatan tersebut dilakukan seorang diri. Lalu, pelaku membongkar lemari dan tas korban untuk mencari barang berharga. Kemudian, terdengar suara anak korban memanggil korban dari arah luar rumah, spontan pelaku lari melalui pintu belakang rumah korban. (Modus) Ingin menguasai harta milik korban," kata Teddy.

3. Wanita Cambuk Anak gegara Stiker Sekolah Hilang

Seorang wanita di Kota Medan DF (38) mencambuk anak perempuannya yang masih SD inisial K (6), menggunakan tali pinggang. Kemarahan DF itu dipicu karena persoalan stiker sekolah korban hilang.

Penganiayaan yang dilakukan DF itu viral di media sosial. Kapolrestabes Medan Kombes Teddy Jhon Sahala Marbun mengatakan penganiayaan itu terjadi di rumah pelaku dan korban di Jalan Pasar 1, Kecamatan Medan Sunggal, Jumat (20/9). Teddy menyebut penganiayaan itu sudah cukup sering dilakukan pelaku.

Bahkan, anak laki-laki pelaku lainnya berinisial V (11) juga menjadi korban penganiayaan. Namun, penganiayaan yang dilakukan pelaku itu tidak separah yang dialami korban K.

"Adapun yang terjadi terhadap anak perempuannya dilakukan penganiayaan dengan menggunakan tali pinggang. Itu sempat terjadi penganiayaan dengan selain memukul badannya, ada juga memijak perutnya, dari CCTV yang ada. Korban anak perempuannya yang agak parah, kalau yang laki-laki tidak, tapi ini sudah sering terjadi yang dilakukan ibu kepada seorang anak," kata Teddy saat konferensi pers, Rabu (25/9).

Perwira menengah polri itu menyebut penganiayaan itu terungkap usai guru korban melihat punggung korban luka-luka. Setelah itu, peristiwa itu dilaporkan kepada petugas Polrestabes Medan.

Usai menerima informasi itu, petugas Unit PPA Satreskrim Polrestabes Medan turun ke lokasi dan mengamankan pelaku pada Sabtu (21/9). Teddy menyebut bahwa pelaku ini merupakan seorang janda yang telah empat tahun bercerai dengan suaminya.

Teddy Jhon mengatakan penganiayaan itu dipicu karena persoalan stiker sekolah korban hilang.

"Hasil keterangan tersangka bahwa yang membuat jadi emosi karena ada hilang stiker dari sekolah," kata Teddy.

4. 2 Pria Curi Motor Tetangga Lagi Panik gegara Kebakaran

Dua pria di Kota Medan mencuri motor tetangganya yang tengah panik karena ada kebakaran di sekitar rumahnya. Satu dari dua pelaku telah ditangkap oleh pihak kepolisian.

Kanit Reskrim Polsek Medan Area Iptu Poltak Tambunan mengatakan pencurian itu terjadi di Jalan Langgar, Kecamatan Medan Area, Kamis (12/9). Lalu, pelaku M Ilham (28) ditangkap Selasa (24/9).

"Iya, (pelaku tinggal) di dekat rumah korban," kata Poltak saat dikonfirmasi detikSumut, Jumat (27/9).

Poltak menyebut saat kejadian itu tengah terjadi kebakaran di sekitar rumah korban Hotnida (59). Korban bersama warga lainnya pun panik dan langsung menuju lokasi kebakaran itu.

Namun, ternyata para pelaku memanfaatkan kondisi tersebut dan mengambil sepeda motor korban yang terparkir di rumah.

Atas kejadian itu, korban membuat laporan ke kantor polisi keesokan harinya. Usai menerima laporan itu, pihak kepolisian menangkap salah seorang di antaranya.

Poltak mengatakan saat penangkapan itu, kedua pelaku tengah berada di lokasi yang sama. Namun, satu pelaku bisa melarikan diri dari pengejaran pihak kepolisian. Dia menyebut pihaknya telah mengantongi identitas pelaku yang kabur itu.

5. Siswa SMP diduga Tewas Usai Dihukum Guru Squat Jump 100 Kali

Siswa SMPN 1 STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Rindu Syahputra Sinaga (14) diduga tewas usai dihukum gurunya 100 kali squat jump.

Ibu korban, Yuliana Padang mengatakan korban dihukum squat jump oleh gurunya pada Kamis (19/9). Setelah pulang sekolah, korban mengeluhkan sakit pada bagian kakinya. Lalu, keesokan harinya korban mengalami demam.

"Hari Kamis di hukum guru, dia (korban) mengeluh kakinya sakit. Hari Jumat dia demam panas tinggi, baru hari Sabtu dia nggak sekolah lagi karena kesakitan," kata Yuliana usai pemakaman korban, Jumat (27/9).

Setelah itu, korban dibawa berobat ke salah satu klinik. Namun, kata Yuliana, anaknya tetap demam tinggi dan kakinya bengkak.

Pada Selasa (24/9), Yuliana mendatangi sekolah korban untuk memberitahu bahwa korban sedang sakit, sekaligus meminta izin untuk libur. Keesokan harinya, kondisi anaknya semakin parah.

Alhasil, Yuliana membawa anaknya kembali ke klinik terdekat. Namun, pihak klinik merujuk korban ke RSU Sembiring Deli Tua. Nahas, pada Kamis (26/9) pagi korban dinyatakan meninggal dunia.

Berdasarkan pengakuan anaknya sebelum meninggal, kata Yuliana, korban dihukum guru agamanya squat jump sebanyak 100 kali. Hal itu diduga dipicu karena korban tidak dapat menghapal hapalan yang diberikan guru agamanya.

"Dihukum squat jump, 100 kali anak saya cakap (ungkapkan). Gara-gara dibilang anak saya disuruh menghapal alkitab, dia tidak hapal, jadi itu dikasih hukumannya," sebutnya.

Kasat Reskrim Polresta Deli Serdang Kompol Rizki Akbar membenarkan informasi kejadian itu. Dia menyebut pihaknya saat ini tengah menyelidiki peristiwa itu.

"Betul, saat ini kami masih lakukan penyelidikan," kata Rizki saat dikonfirmasi detikSumut.




(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads