Upaya Keluarga Mencari Keadilan usai Sang Adik Tewas Diduga akibat Sedot Lemak

Round Up

Upaya Keluarga Mencari Keadilan usai Sang Adik Tewas Diduga akibat Sedot Lemak

Tim detikSumut - detikSumut
Sabtu, 27 Jul 2024 09:00 WIB
Kakak korban Okta Hasibuan saat menujukkan foto Ella Nanda semasa hidup (Kartika Sari/detikcom)
Foto: Kakak korban, Okta Hasibuan saat menujukkan foto Ella Nanda semasa hidup. (Kartika Sari/detikcom)
Medan -

Keluarga berniat menempuh jalur hukum atas kematian Ella Nanda Sari Hasibuan. Adapun Ella Nanda Sari meninggal usai diduga menjalani sedot lemak di salah satu klinik di Kota Depok, Jawa Barat.

Kakak korban, Okta Hasibuan berniat mencari keadilan dengan melaporkan klinik kecantikan WSJ ke Polrestabes Depok gegara kasus meninggalnya sang adik Ella Nanda Sari Hasibuan. Saat ini jasad sang adik sudah dikebumikan di Langkat, kampung halamannya.

"Rencana kita akan laporkan ke pihak berwajib. Saya secara pribadi akan usut tuntas agar tidak ada korban lain," ungkap Okta di Medan, Jumat (26/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Okta pun bercerita bahwa Ella meninggal usai diduga melakukan sedot lemak di klinik kecantikan tersebut. Informasi yang ia peroleh, Ella sebelumnya pingsan saat proses tindakan dan langsung dibawa ke rumah sakit.

"Kata mereka, Ella ini pingsan saat proses tindakan dan dibawa ke RS Margonda namun di jalan dia (Ella) meninggal. Tapi kita kan tidak bisa percaya begitu saja karena orang dalam keadaan sehat wal afiat. Apakah keracunan anestesi atau apa salah tindakan apa prosedur tidak pasti kan kita tidak tahu," kata Okta.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Okta menyebutkan, pihak klinik seakan tak memiliki tanggung jawab lantaran sudah menyerahkan uang duka kepada keluarga Ella. Bahkan, ia menyebutkan pihak klinik enggan memberikan catatan rekam medis Ella saat itu.

"Klinik kan harus menampilkan rekam medis dia apa, waktu dia masuk dan datang kan ada rekaman CCTV, kita mau itu klinik harus menjelaskan itu. Kalau enggak mau ya kita bawa ke jalur hukum lah. Jadi setelah dia meninggal, ya klinik ini merasa sudah selesai. Saya telepon lagi Pak Ricardo (kuasa hukum Klinik WSJ) ini mau jumpa bapak tapi dia bilang banyak kerjaan, karena dia merasa sudah memberikan sama keluarga padahal itu tante kita yang tidak tahu menahu dan tidak punya hak apapun lah," tuturnya.

"Sampai saat ini saya tidak tahu dan tante saya yang menerima uang itu juga tidak menjawab. saya Whatsapp waktu pertama kali, jangan terima apapun karena saya tidak setuju. Tapi mereka tetap terima di sana, masa sih nyawa dibayar seharga uang Rp 50 juta," sambung Okta.

Okta pun lantas menceritakan kronologi, bahwa Ella berangkat pada Senin (22/7) dari Medan ke Depok untuk melakukan tindakan sedot lemak di klinik kecantikan WSJ.

"Jadi Ella itu berangkat pada 22 Juli 2024 pada hari Senin pagi dengan flight pertama, dari Kualanamu menuju Bandara Soekarno Hatta. Sampai di sana, dia dijemput driver langganan, dia sudah pesan dan diantarlah dia ke klinik WSJ di Depok. Nah sampai di situ dia jam 11-12 siang," ungkap Okta, Jumat (26/7).

Sesampai di klinik, Ella diketahui mendapat tindakan sedot lemak sekira pukul 13.00 WIB. Namun, Okta justru mendapat kabar sang adik sudah tidak bernyawa saat dilarikan ke RS Bunda Margonda, Jawa Barat.

"Ada teman Ella namanya Fani yang tidak sengaja menelpon Ella, jadi waktu Ella dari klinik diantar driver ke RS Margonda, driver ini menelpon Fani dan bilang Ella sudah tidak ada (meninggal) di RS Margonda. Fani tidak percaya dan minta video call, kemudian nampaklah Fani kalau Ella sudah tidak ada," ujarnya.

Setelah itu, Okta menuturkan jika Fani kemudian mendatangi rumah Ella di Jalan Abadi Medan. Namun saat itu, di rumah tersebut hanya ada anak dan pembantu Ella. Lantaran panik, pembantu Ella menelpon adik ayah Ella untuk memberi kabar kematian Ella.

"Rumah sakit ini bilang kalau Ella sudah meninggal sewaktu sampai rumah sakit. Nah jadi kita tidak tahu pasti, meninggalnya ini waktu proses sedot lemak atau waktu perjalanan ke rumah sakit," tutur Okta.




(mjy/mjy)


Hide Ads