Polres Nias Selatan melakukan rekonstruksi terkait kejadian seorang siswa SMK bernama Yaredi Nduru (17), yang tewas usai diduga dianiaya kepala sekolahnya, SZ (37). Ada 17 adegan yang diperagakan dalam rekonstruksi itu.
Kasat Reskrim Polres Nias Selatan AKP Freddy Siagian mengatakan rekonstruksi itu digelar di lokasi kejadian, yakni di SMK 1 Siduaori, kemarin.
"Sesuai dengan berita acara, rekonstruksi dilaksanakan di tempat kejadian perkara atau TKP," kata Freddy, Selasa (23/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Freddy menyebut SZ langsung dihadirkan dalam rekonstruksi itu, sedangkan korban diperankan oleh petugas kepolisian. Rekonstruksi, kata Freddy, berlangsung selama 90 menit.
"Kegiatan rekonstruksi berlangsung selama 90 menit, ada 17 adegan yang diperagakan. Rekonstruksi bertujuan untuk memberikan gambaran tentang terjadinya suatu tindak pidana dengan jalan memperagakan kembali perbuatan pelaku terhadap korban. Rekonstruksi ini juga dapat digunakan untuk menguji kesesuaian keterangan para saksi atau diduga pelaku," jelasnya.
Perwira pertama Polri itu menjelaskan bahwa dalam rekonstruksi itu diperlihatkan saat SZ membariskan sejumlah murid di dalam ruangan. Lalu, SZ memukul kening korban lebih dari tiga kali. Korban dipukul menggunakan tangan kosong.
Freddy juga sekaligus meralat waktu kejadian pemukulan itu menjadi tanggal 16 Maret 2024. Sebelumnya, pihaknya menyebutkan bahwa peristiwa itu terjadi pada 23 Maret.
"Berdasarkan hasil rekonstruksi, diperlihatkan pelaku SZ yang merupakan kepala sekolah dari korban telah memukul kening korban YN sebanyak lebih dari tiga kali dengan menggunakan sisi luar dari kepalan tangannya, dengan alasan memberikan pembinaan karena adanya laporan dari Sekcam Siduaori bahwa kelima siswa tersebut tidak melaksanakan prakerin dengan baik saat di kantor camat," ujarnya.
(dhm/dhm)