Menanti Status Tersangka Kasus Siswa SMK di Nisel Tewas Diduga Dianiaya Kepsek

Round Up

Menanti Status Tersangka Kasus Siswa SMK di Nisel Tewas Diduga Dianiaya Kepsek

Tim detikSumut - detikSumut
Jumat, 19 Apr 2024 09:00 WIB
Ilustrasi
Foto: Dok.Detikcom
Nias Selatan -

Siswa SMK bernama Yaredi Nduru (17), di Kabupaten Nias Selatan, tewas saat menjalani perawatan RSUD Thomsen Gunung Sitoli. Korban diduga tewas usai dianiaya oleh SZ kepala sekolah di tempat korban menempuh pendidikan.

Orang tua YN pun telah melaporkan dugaan penganiayaan itu ke Polres Nias Selatan. Polisi pun telah memeriksa SZ, tapi belum ada tersangka di kasus tersebut.

Ibu korban, Yantria Telaumbanua, mengadukan dugaan penganiayaan itu ke Polres Nias Selatan, Kamis, 11 April 2024. Hal itu ditandai dengan laporan nomor: STTLP/B/50/IV/2024/SPKT/Polres Nias Selatan/Polda Sumut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di dalam laporan tersebut, dijelaskan mulanya pada Selasa (26/3), Yantria mendapat kabar dari saksi inisial IJ bahwa YN sedang sakit di rumah, di Desa Hilisaoto.

Yantria mendatangi anak pertamanya itu dan memberikan pengobatan. Lalu, pada Jumat (29/3), YN mengungkapkan kepalanya sakit karena dipukul SZ.

ADVERTISEMENT

Pemukulan itu terjadi pada Sabtu (23/3) sekitar pukul 09.00 WIB di sekolahnya. Alhasil, pelapor bersama keluarganya memberitahu ke pihak sekolah agar dapat menyelesaikannya secara kekeluargaan.

Akan tetapi, SZ merasa tidak bersalah dan tidak mau bertanggungjawab. Seiring berjalannya waktu, YN menjalani perawatan di RS Thomsen Gunungsitoli. Lalu, Yantria pun melaporkan kejadian itu ke Polres Nias Selatan.

detikSumut coba mengkonfirmasi kejadian itu lebih rinci kepada ayah YN, Sekhezatulo Ndruru. Namun, keluarga YN masih berduka karena korban telah meninggal dunia, Senin (15/4) malam.

"Ini almarhum, anak kita, mau dibawa lagi ke Gunungsitoli untuk diautopsi," kata Sekhezatulo, Selasa (16/4) malam.

Kasi Humas Polres Nisel Bripka Octo Dian Tobing mengatakan peristiwa itu terjadi di salah satu SMK di Desa Hilisaooto, Kecamatan Siduaori. Awalnya, pada 23 Maret 2024 pagi, korban bersama enam siswa lainnya dibariskan oleh SZ.

"Korban dipukul di bagian kening korban sebanyak lima kali," kata Bripka Dian, Rabu (17/4/2024).

Lalu, sekira pukul 18.00 WIB, korban mengeluhkan sakit pada bagian kepala kepada ibunya yang baru saja pulang dari ladang. Saat itu, ibu korban langsung memberikan obat sakit kepala.

Selang beberapa waktu, pada 27 Maret, korban kembali mengeluhkan bahwa sakit kepalanya semakin parah. Pada saat itu, korban mengaku sudah tidak sanggup pergi ke sekolah. Kemudian, pada 29 Maret, korban mengalami demam tinggi sambil mengigau mengatakan bahwa SZ telah memukulnya hingga membuatnya sakit.

"Akibat perkataan tersebut, ibu korban curiga dan mencari tahu apa penyebab dari penyakit korban tersebut," ujarnya.

Ibu korban pun menanyakan penyebab sakitnya korban kepada teman-teman korban. Saat itu, teman korban menceritakan bahwa korban telah dipukul oleh SZ saat tengah dibariskan.

Kemudian, pada 9 April, korban dibawa oleh keluarganya ke RSUD Thomsen Gunung Sitoli untuk dilakukan pemeriksaan. Keesokan harinya, keluarga menerima hasil pemeriksaan dokter bahwa di bagian kening korban terdapat bekas pukulan.

"10 April 2024 keluarga menerima hasil pemeriksaan dari RS Thomsen Gunung Sitoli yang mana keterangan dokter bahwa ada bekas dari pukulan di bagian kening dan salah satu saraf tidak berfungsi di bagian kening korban, sehingga korban sakit parah," kata Dian.

Atas kejadian itu, keluarga korban membuat laporan ke Polres Nisel pada 11 April 2024. Lalu, pada 13 April, korban kembali dibawa ke RSUD Thomsen Gunungsitoli untuk mendapatkan perawatan intensif. Namun, nahas, pada 15 April sekira pukul 19.30 WIB, korban dilaporkan meninggal dunia di rumah sakit.

"Pada 15 April sekira pkl 17.00 WIB penyidik tiba di rumah sakit untuk melakukan wawancara terhadap korban serta melihat keadaan korban. Namun, korban tidak dapat memberikan keterangan karena dalam keadaan kritis. Lalu, sekira pukul 19.30 WIB, korban meninggal dunia," sebutnya.

Dian mengatakan pihaknya tengah menyelidiki kasus tersebut. Jenazah korban juga akan diautopsi dan telah mendapatkan persetujuan dari pihak keluarga.

"Kemarin sore jenazahnya dibawa dan disemayamkan sementara di RS Thomsen untuk selanjutnya dilakukan autopsi oleh tim kedokteran forensik dari Medan, paling lambat hari Kamis," pungkasnya.

Selengkapnya di Halaman Berikutnya...

Polisi Periksa Kepsek

Polres Nias Selatan menyelidiki kasus tewasnya seorang siswa SMK di Kabupaten Nias Selatan (Nisel), Sumatera Utara (Sumut) Yaredi Nduru (17) yang diduga dianiaya kepala sekolahnya, SZ (37). Polisi rencananya akan memeriksa SZ hari ini.

"Kami sudah koordinasi, rencananya hari ini diperiksa," kata Kasat Reskrim Polres Nisel AKP Freddy Siagian saat dikonfirmasi detikSumut, Kamis (18/4/2024).

Freddy mengatakan dirinya tengah menuju rumah sakit. Rencananya, jenazah korban akan diautopsi hari ini.

"Sekarang kami kan melaksanakan autopsi ini terhadap korban, ini mau ke rumah sakit," sebutnya.

Belum Ada Tersangka

Kapolres Nias Selatan AKBP Boney Wahyu Wicaksono mengatakan kasus tersebut sedang dalam proses penyelidikan.

"Saat ini proses hukumnya sedang berjalan," kata Boney kepada detikSumut.

Ia menyampaikan belum ada penetapan tersangka. "Waduh, tidak boleh sampai sejauh itu. Karena itu sudah masuk ke ranah penyidikan kita. Nanti kalau saya kasih tahu, membuka informasi," ujarnya saat ditanya apakah SZ sudah diperiksa atau tidak.

Meski begitu, Boney menegaskan proses penyelidikan akan dijalankan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mulai dari pemeriksaan saksi, olah TKP, serta lainnya.

"Belum (ada penetapan tersangka). Kan di tahap itu ada dari penerimaan laporan, kemudian melaksanakan penyidikan, pemeriksaan saksi-saksi, begitu," tutupnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: KPK Tetapkan 5 Tersangka Terkait OTT di Sumut"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)


Hide Ads