Detik-detik Keluarga Dihadang Polisi Bawa Jenazah Remaja Tewas Ditembak di Medan

Detik-detik Keluarga Dihadang Polisi Bawa Jenazah Remaja Tewas Ditembak di Medan

Goklas Wisely - detikSumut
Kamis, 18 Jan 2024 14:19 WIB
Momen keluarga RF (17) membawa jenazah RF keluar dari kamar jenazah RS Bhayangkara.(Goklas Wisely/detikSumut).
Foto: Momen keluarga RF (17) membawa jenazah RF keluar dari kamar jenazah RS Bhayangkara.(Goklas Wisely/detikSumut).
Medan -

Adela Mandasari (30), mengaku sempat dihadang polisi saat hendak membawa jenazah adiknya, inisial RF (17), keluar dari RS Bhayangkara Medan. RF diketahui tewas usai mengalami luka tembak di bagian kepala.

Dilihat detikSumut, Rabu (17/1/2024) sekitar pukul 22.12 WIB, sejumlah personel kepolisian cukup ramai berada di depan ruang jenazah RS Bhayangkara Medan. Selain itu, keluarga dan rekan RF turut berada di lokasi.

Ada pun percekcokan terjadi antara pihak keluarga dengan kepolisian. Terdengar ibu dari Adela berteriak minta agar jenazah RF segera dibawa ke rumah. Namun polisi terkesan menahan jenazah RF karena ingin diautopsi. Sedangkan pihak keluarga tidak ingin RF diautopsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi nekat dari Adela dan ibunya pun terjadi. Keduanya tiba-tiba langsung masuk ke ruang jenazah dan membawa jenazah RF menggunakan tangan. Sedangkan keluarganya lain yang menggunakan mobil tiba di lokasi hendak membawa jenazah itu.

Pihak kepolisian pun coba menghadang aksi Adela dan ibunya tersebut. Sampai akhirnya, Adela dan ibunya terduduk di jalan bersama dengan jenazah RF. Sejumlah pihak kepolisian coba membujuk Adela dan ibunya agar mengembalikan jenazah RF ke ruang jenazah.

ADVERTISEMENT

Namun Adela dan ibunya tidak mau. Keduanya bersikeras agar jenazah RF diangkat ke dalam mobil dan segera dibawa pulang ke rumahnya. Sampai akhirnya terlihat di lokasi ada Dirreskrimum Polda Sumut Kombes Sumaryono dan Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Janton Silaban.

Ada pun sejumlah jurnalis di lokasi tidak diperkenankan oleh pihak kepolisian untuk mengambil video atau pun foto situasi yang terjadi. Bahkan, pintu masuk menuju RS Bhayangkara diperketat sehingga tidak membiarkan jurnalis yang hendak mau ke lokasi.

Janton pun mencoba untuk berdialog dengan keluarga agar jenazah RF diangkat kembali ke ruang jenazah RS Bhayangkara. Percekcokan kembali terjadi. Bahkan ibu Adela sempat berteriak histeris menyerah agar polisi mengambil jenazah anaknya.

"Silahkan kalian ambil, silahkan kalian ambil anak saya. Saya pulang. Maaf ya nak ya, mami pulang. Sabar kau, mami ambil lagi mayat kau," teriak ibu Adela sembari berdiri meninggalkan jenazah RF dan Adela.

Sontak sejumlah personel kembali mengejar ibu Adela untuk menenangkan. Dialog alot terjadi lagi antara keluarga RF dan Janton. Sampai akhirnya, keluarga RF mengalah dan membiarkan kepolisian melakukan proses autopsi.

Saat diwawancari awak media, Adela Mandasari mengakui percekcokan itu beranjak dari persoalan seluruh tubuh jenazah hendak dibedah. Alhasil, keluarga tak menyetujuinya.

"Semua dibedah, kami tak izin lah. Sebab, perjanjian tadi di RS Pirngadi cuma kepala aja, kami bersedia. Tapi sampai sini beda. Terus buat lah surat pernyataan kami tak setuju diautopsi," kata Adela saat diwawancarai di RS Bhayangkara.

"Nah, tahu-tahu orang (polisi) ini masih menahan (atau menghadang) dari jam 16.30 WIB sampai sekarang (malam). Makanya kami tadi mau bawa pulang (jenazahnya)," sambungnya.

Ia pun menegaskan bahwa alasan keluarga akhirnya menerima jenazah RF diautopsi agar perkara itu menjadi terang benderang. Agar pelaku dapat diungkap kepolisian.

"Tadi sebenarnya kami punya pikiran untuk mengikhlaskan, tak jadi melaporkan. Tapi karena kejadian seperti ini, kami usut lah. Kami akan laporkan ke Poda Sumut," tutupnya.

Di lain pihak, Janton yang masih berada di lokasi enggan untuk diwawancarai terkait kejadian yang terjadi. Terlihat pula, Dirreskrimum Polda Sumut Kombes Sumaryono berada di lokasi.




(mjy/mjy)


Hide Ads