Seorang remaja, inisial RF (17), tewas usai kepalanya diduga tertembak oknum polisi di Jalan Taman Makam Pahlawan, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan. Keluarga sempat cekcok dengan personel polisi di RS Bhayangkara.
Dilihat detikSumut, Rabu (17/1/2024) sekira pukul 22.12 WIB, keluarga RF, kuasa hukum keluarga RF, dan pihak kepolisian ramai berada di depan kamar jenazah RS Bhayangkara.
Terlihat, terjadi percekcokan antara pihak kepolisian dengan keluarga. Hal itu dipicu persoalan jenazah RF diautopsi atau tidak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak keluarga tidak ingin jenazah RF diautopsi. Sedangkan polisi sebaliknya.
Merasa kesal, ibu dan kakak RF sampai nekat membawa jenazah RF keluar dari kamar jenazah. Dengan isak tangis dan teriakan, mereka mengangkat jenazah RF agar dimasukkan ke dalam mobil dan dibawa pulang.
Namun, pihak kepolisian tetap berusaha menghentikan aksi itu dan mencoba untuk memberikan penjelasan. Cekcok mulut pun terus terjadi. Sampai akhirnya, Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Janton Silaban datang untuk coba berdialog.
Adela Mandasari (30) selaku kakak korban mengakui percekcokan itu beranjak dari persoalan seluruh tubuh jenazah hendak dibedah. Alhasil, keluarga tak menyetujuinya.
"Semua dibedah, kami tak izin lah. Sebab, perjanjian tadi di RS Pirngadi cuma kepala aja, kami bersedia. Tapi sampai sini beda. Terus buat lah surat pernyataan kami tak setuju diautopsi," kata Adela saat diwawancarai di RS Bhayangkara.
"Nah, tahu-tahu orang (polisi) ini masih menahan dari jam 16.30 WIB sampai sekarang (malam). Makanya kami tadi mau bawa pulang (jenazahnya)," sambungnya.
Ia pun menegaskan bahwa alasan keluarga akhirnya menerima jenazah RF diautopsi agar perkara itu menjadi terang benderang. Agar pelaku dapat diungkap kepolisian.
"Tadi sebenarnya kami punya pikiran untuk mengikhlaskan, tak jadi melaporkan. Tapi karena kejadian seperti ini, kami usut lah. Kami akan laporkan ke Poda Sumut," tutupnya.
Di lain pihak, Janton yang masih berada di lokasi enggan untuk diwawancarai terkait kejadian yang terjadi. Terlihat pula, Dirreskrimum Polda Sumut Kombes Sumaryono berada di lokasi.
Sebelumnya diberitakan, RSUD Pirngadi Medan membenarkan RF meninggal dunia karena mendapati luka tembakan di bagian kepala.
"Pasien itu (RF) sudah meninggal dunia sekitar pukul 16.00 WIB," kata Humas RSUD Dr Pirngadi Medan, Gibson Girsang kepada detikSumut, Rabu (17/1/2024).
"Ia meninggal karena luka tembakan di bagian kepalanya," tambahnya.
Gibson menjelaskan bahwa jenazah korban akan dibawa bersama keluarganya untuk dimakamkan.
Terkait kronologi kejadian, Adela mengatakan kejadian yang dialami RF berlangsung pada Selasa (16/1/2024) sekitar pukul 21.30 WIB. Awalnya, RF keluar dari rumah karena ingin membeli nasi.
"Awalnya dia bilang minta (uang) jajan Rp 3 ribu beli nasi. Keluar dia (RF). Tiba-tiba warga datang, bilang RF ditembak sama polisi. Lukanya di kepala, dari bagian belakang tembus ke kening," kata Adela saat diwawancarai di RSUD Pirngadi, Rabu (17/1).
"Lalu, dibawa lah dia sama abangnya ke RS PHC (Prima Husada Cipta). Ceritanya, pas RF keluar itu memang ada tawuran. Jadi, di video itu, polisinya dari dalam mobil patroli menembak. Pelurunya pun ada ini," sambungnya.
Di lain pihak, Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Janton Silaban membantah soal penembakan itu. Ia pun menjelaskan bahwa pada Selasa (16/1) sekitar pukul 21.30 WIB petugas mendapati informasi ada bentrok antar pemuda di Jalan Taman Makam Pahlawan, Kecamatan Medan Belawan.
Baca selengkapnya di halaman berikut...
Setibanya di lokasi, didapati ada dua kelompok pemuda saling serang. Petugas coba membubarkan tetapi justru dilempari batu oleh warga yang beberapa orang membawa kelewang. Polisi tetap mencoba untuk melerai massa yang bertikai.
"Pada saat petugas berusaha melerai, warga semakin rame dan menyerang menggunakan senjata tajam. Lalu, seorang personel Iptu Maha selaku Pawas Polsek Belawan memberikan tembakan peringatan ke udara dua kali. Tetapi petugas tetap dilempari batu dan dihadang dengan mengunakan kelewang," ungkapnya.
Sekitar pukul 22.00 WIB, petikaian antar kelompok itu mulai mereda. Janton mengungkapkan berdasarkan keterangan saksi sejauh ini, awalnya ada seorang warga berinisial A sedang duduk di depan Lorong Melati.
Kemudian, tiba-tiba ada kelompok pemuda lainnya berinisial AY Cs mendatangi A dan membancok bagian tangan kiri dan punggung. Alhasil, A melarikan diri ke dalam Lorong Melati. Melihat hal itu, warga Lorong Melati mengejar kelompok AY CS sehingga terjadi aksi saling serang.
"Atas kejadian ini lah ada 1 orang yang alami luka sobek di bagian kepala, itu lah si RF (yang turut melakukan penyerangan ke A). Kemudian RF dibawa ke rumah sakit PHC dan kini dirujuk ke RSUD Pirngadi. Diduga keributan ini karena dipicu aksi balas dendam," tuturnya.
"Jadi sejauh ini diketahui kepala RF terluka karena terkena benda tajam dan batu, bukan peluru. Namun petugas ini tetap selidiki," tutupnya.
Simak Video "Video Detik-detik Jurnalis Tertembak saat Liput Kerusuhan di Los Angeles"
[Gambas:Video 20detik]
(mjy/mjy)