Oknum Polisi di Tanjungpinang Lakukan KDRT, Sempat Ancam Bunuh Istri

Kepulauan Riau

Oknum Polisi di Tanjungpinang Lakukan KDRT, Sempat Ancam Bunuh Istri

Alamudin Hamapu - detikSumut
Kamis, 18 Jan 2024 14:15 WIB
Young woman is sitting hunched at a table at home, the focus is on a mans fist in the foregound of the image
Foto: Ilustrasi (Dok. iStock)
Tanjungpinang -

Seorang oknum polisi berpangkat Briptu dengan inisial PAZ diduga melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istrinya berinisial TT. Pelaku diduga memukul, menendang, mencekik hingga mengancam membunuh istrinya tersebut.

Kuasa Hukum korban, Agung Ramadhan Saputra mengatakan kasus dugaan KDRT tersebut terjadi pada Minggu (14/1) pagi. Kejadian tersebut bermula dari korban yang mendapat pesan WhatsApp dari pelaku yang sebenarnya ditujukan ke wanita lain.

"Jadi suami korban ini polisi aktif berpangkat Briptu. Awalnya korban menerima pesan WhatsApp dari pelaku, setelah dibaca rupanya pesan WhatsApp itu salah kirim yang diduga ditujukan ke wanita lain," kata Agung Kamis (18/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agung mengatakan pesan WhatsApp tersebut oleh korban kemudian disimpan oleh korban. Korban kemudian meminta pelaku yang juga suaminya pulang untuk mengklarifikasi kejadian tersebut.

"Jadi sepertinya pelaku ini sadar kalau pesan yang dikirim dia ke salah, kemudian pesan WhatsApp itu ditarik. Tapi korban telah membuat tangkapan layar percakapan tersebut. Kemudian pelaku diminta korban untuk pulang ke rumah," ujarnya

ADVERTISEMENT

Saat di rumah sekitar pukul 08.45 WIB korban inisial TT dan pelaku PAZ terlibat cekcok antara suami istri. Pelaku kemudian menendang, mendorong hingga jatuh korban, lalu pelaku mencekik korban dan kemudian mengambil pisau dan mengancam membunuh korban.

"Jangan Sampai Kau Kubunuh, itu kata yang diucapkan pelaku saat menodongkan pisau ke korban," ujarnya.

Agung menyebut mirisnya kekerasan yang dilakukan PAZ itu dilakukan di depan anaknya yang masih berumur 2 tahun lebih. Usai kejadian tersebut pelaku langsung pergi dari rumah.

"Jadi korban atau klien kami ini bersama saudaranya berusaha mencari keberadaan pelaku. Pelaku saat itu ditemukan sedang berada di sebuah kos-kosan dengan wanita lain," ujarnya.

"Saat memergoki PAZ, korban sempat merekam hal tersebut kemudian handphone korban dirampas pelaku dan dirusak," ujarnya.

Agung menerangkan usai kejadian itu korban ditemani oleh keluarganya langsung membuat laporan polisi di Polresta Tanjungpinang. Laporan itu tertuang di Laporan Polisi nomor: LP/B/5/I/2024/SPKT/POLRESTA TANJUNGPINANG/POLDA KEPRI.

"Sudang dilaporkan pada Minggu (14/1). Lapor klien kami saat ini telah sampai Paminal dan Sat Reskrim unit PPA. Korban dan saksi telah diminta keterangan terkait kasus tersebut," ujarnya," ujarnya.

Akibat kejadian KDRT tersebut, agung menyebut korban mengalami teraum dan luka-luka serta memar di beberapa bagian tubuhnya. Korban juga diketahui telah mengambil visum atas bekas penganiayaan yang dialaminya.

"Korban terganggu psikisnya, mengalami luka-luka di beberapa bagian tubuhnya. Sudah dilakukan visum," ujarnya.

Agung berharap kasus KDRT yang diterima kliennya itu bisa diusut tuntas oleh kepolisian dan tanpa pandang bulu penanganan. Ia berharap kasus ini bisa secepatnya diproses sesuai aturan hukum yang berlaku.

"Kami berharap klien kami bisa dapat keadilan," ujarnya.




(mjy/mjy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads