Wali Kota Medan Bobby Nasution memastikan KTP Medan yang dipegang warga negara (WN) Bangladesh di Nusa Tenggara Timur (NTT) palsu. Berdasarkan hasil pengecekan yang dilakukannya NIK KTP itu asli, tapi foto dan namanya tidak.
"Tadi sudah dilaporkan, yang pertama yang ingin saya sampaikan KTP nya palsu," ujarnya di Medan Senin (18/12/2023).
"NIK-nya betul dari warga Kota Medan, tapi begitu dibuka NIK-nya sama foto dan namanya berbeda," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Bobby KTP yang dimiliki oleh WN Bangladesh tersebut berbahan yang mirip dengan e-toll, bukan seperti bahan KTP asli. Dia mencurigai mereka itu adalah sindikat.
"Itu seperti sudah sindikat, kita lihat card-nya seperti card yang saya pakai ini bahannya beda kayak dari KTP cuma sekilas hampir sama card-nya seperti card yang hari ini banyak kita gunakan kayak e toll dan segala macam tapi dicetaknya fotonya diganti dengan foto mereka," ucapnya.
Berdasarkan laporan yang dia terima, pimilik NIK yang asli masih ada yang hidup saat ini. Namun ada juga yang sudah meninggal dunia.
"Yang nik tadi ada yang sebagian yang masih ada orangnya, ini pemalsuan datanya tadi," jelasnya.
Menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut mengaku sudah mendalami keterlibatan aparat Pemkot Medan dalam pembuatan KTP itu, namun hasilnya sejauh ini tidak ada. Bobby mengaku akan memberikan hukuman berat jika nanti ada yang terbukti terlibat.
"Saya sudah tanya, saya sudah dalami tidak ada, sejauh belum ada tapi akan kita kroscek terus apakah ada keterlibatan aparat Kota Medan," tutupnya.
Sebelumnya, Polres Belu menangkap delapan warga negara (WN) Bangladesh di rumah warga bernama Kornelis Paibesi (40) di Dusun Fatubesi, Desa Takirin, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (10/12). Kedelapan warga asing yang datang dari Medan, Sumatera Utara, itu diketahui memiliki kartu tanda penduduk (KTP) palsu.
"Benar, mereka memalsukan identitasnya di KTP yang beralamat di Kabupaten Belu, Sikka, dan Kota Kupang," kata Kasi Humas Polres Belu AKP I Ketut Karnawa, Senin (11/12) melansir dari detikBali.
Baca juga: Restu 2 Partai untuk Bobby Maju Pilgub Sumut |
Karnawa menjelaskan kedelapan WNA itu datang dari Medan ke Desa Takirin pada 15 November, 24 November, dan 5 Desember 2023. Mereka dijemput secara bertahap di Bandara El Tari Kupang oleh Kornelis Paibesi.
"Tujuan masuk ke Indonesia semata-mata mau mencari pekerjaan untuk kehidupannya," jelasnya.
Kedelapan WN Bangladesh tersebut pun sudah diberangkatkan ke Jakarta pada Jumat (15/12). Barang bukti dan berkas perkara juga turut dikirim ke kepentingan proses penyidikan keimigrasian di Direktorat Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian.
"Pemindahan delapan orang deteni ke Jakarta untuk mempermudah penanganan serta koordinasi dengan Kedutaan Besar Bangladesh di Jakarta mengenai informasi dari para deteni," ujar Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Atambua Indra Maulana saat dihubungi detikBali, Jumat, (15/12).
(astj/astj)