Trauma Dianiaya Teman-Senior, Siswa MAN 1 Medan Tak Mau Sekolah Lagi

Trauma Dianiaya Teman-Senior, Siswa MAN 1 Medan Tak Mau Sekolah Lagi

Goklas Wisely - detikSumut
Minggu, 26 Nov 2023 23:30 WIB
Ilustrasi pengeroyokan sejoli usai nobar
Foto: Dok.Detikcom
Medan -

MH (14), siswa MAN 1 Medan yang dianiaya teman dan seniornya mengalami traumatik dan luka fisik. MH tidak ingin sekolah hingga takut untuk keluar dari rumahnya di Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan.

"Sampai saat ini anak saya masih mengalami trauma. MH tidak mau sekolah lagi sejauh ini," kata Khairani Anwar yang merupakan Pimpinan Yayasan Rumah Tahfiz Alquran Nawar Sa'adah kepada detikSumut, Minggu (26/11).

"Lalu, ia sedang tidak ingin ditanyai soal penganiayaan itu. Pasti pusing kepalanya. Dia takut keluar rumah juga. Makanya ini kawan dekatnya datang ke rumah untuk menghibur," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan MH sempat dirawat di rumah sakit setelah melakukan visum. Sebab, MH mengeluh kepalanya pusing dan ada luka lepuh di bagian tangan kanan.

Sebelumnya diberitakan, Sebelumnya diberitakan bahwa kasus yang menimpa siswa itu viral di media sosial. Diduga pelaku teman sekolah hingga senior korban yang berkisar 20 orang.

ADVERTISEMENT

"Telah terjadi pembulian pada adik saya, dia sekolah di MAN 1 Medan. Awalnya dia diculik dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore oleh anak-anak yang sekolah di MAN 1 Medan dan mantan alumni MAN 1 Medan," demikian tertulis diunggahan @jojofashion_bangkok2 yang dilihat, Sabtu (25/11/2023).

Korban disebut dipaksa untuk memakan lumpur oleh para pelaku. Bahkan para pelaku disebut menyuruh meminum air liur korban.

"Para pembuli memaksa adik saya untuk makan lumpur, menghisap sendal, makan dan ranting, serta meminum air ludah dari pembuli," sambung unggahan itu.

Pelaku juga disebut menyiksa korban dengan cara dipukul hingga meletakkan kunci yang dipanaskan ke tangan korban. Dalam unggahan itu, disebut pelaku sekitar 20 orang.

"Tidak sampai di situ, adik saya juga disiksa, ditendang, dipukul, dibakar tangannya pakai kunci yang sudah dipanasi api. Total pembuli ada 20 orang," imbuhnya.

Kepala Kemenag Sumut Ahmad Qosbi mengaku baru tahu peristiwa itu sore ini. Pihaknya pun sudah menugaskan tim untuk mendalami soal itu.

"Itu lagi didalami tim sudah kita tugaskan, kami juga baru tahu sore tadi juga," kata Ahmad Qosbi saat dihubungi detikSumut, Sabtu (25/11/2023).

Orang tua korban disebut telah melaporkan peristiwa itu ke MAN 1 Medan kemarin. Qosbi juga membenarkan jika korban merupakan siswa MAN 1 Medan.

"Orang tua si anak itu semalam melapor ke MAN 1, sudah ditangani WKM, itulah sudah saya suruh kalau ada yang terlibat siswa MAN, ada alumni pula. Kata iya (korban siswa MAN 1 Medan)," ucapnya.

Berdasarkan informasi yang didapat oleh Qosbi, peristiwa itu terjadi pada Kamis (23/11). Meskipun demikian, timnya sedang mendalami peristiwa itu dengan mendatangi rumah korban di daerah Simpang Limun, Medan.

"Itu hari Kamis mungkin (kejadiannya), tapi belum jelas juga karena masih didalami, sudah saya suruh tim ke rumahnya di daerah Simpang Limun," tutupnya.




(afb/afb)


Hide Ads