Bom Bunuh Diri Terjadi di Kamp Pelatihan Militer Somalia, 20 Tentara Tewas

Internasional

Bom Bunuh Diri Terjadi di Kamp Pelatihan Militer Somalia, 20 Tentara Tewas

Tim detikNews - detikSumut
Selasa, 25 Jul 2023 14:00 WIB
Ilustrasi Fokus Bom Bunuh Diri di Medan (Luthfy Syahban/detikcom)
Foto: Ilustrasi Fokus Bom Bunuh Diri. (Luthfy Syahban/detikcom)
Jakarta -

Bom bunuh diri terjadi di sebuah kamp pelatihan militer di Mogadishu, Ibukota Somalia. 20 orang tentara dilaporkan dalam tragedi tersebut.

Dilansir detikNews dari kantor berita AFP, Selasa (25/7/2023), serangan itu terjadi di Akademi Militer Jaalle Siyad. Kelompok militan Al-Shabaab yang terafiliasi dengan Al-Qaeda dengan cepat mengklaim serangan tersebut.

"Lebih dari 20 orang tewas dalam ledakan itu," kata anggota parlemen Somalia, Mohamed Ibrahim Moalimu, kepada AFP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan para korban yang tewas bukan masyarakat sipil. Dia menyebut para korban merupakan prajurit yang membela negara dari serangan teroris.

"Korbannya bukan pemuda biasa, mereka adalah prajurit yang membela negara mereka dari teroris," ujar Moalimu.

ADVERTISEMENT

Anggota parlemen lain, yang namanya tidak ingin disebutkan namanya mengatakan jumlah korban tewas mencapai 27 orang dan hampir 60 orang lainnya terluka.

Sementara, para saksi mata mengatakan saat itu seorang pria memasuki lokasi, tempat brigade infanteri ke-14 akan memulai kursus pelatihan dan meledakkan rompi peledak yang dia kenakan.

"Saya berada di kamp militer terdekat ketika ledakan terjadi dan kami bergegas ke tempat kejadian, itu sangat mengerikan," kata Mohamed Hassan, seorang tentara Somalia.

"Masih ada investigasi yang sedang berlangsung dan jumlah korban tewas mungkin lebih tinggi," tambahnya.

Belum jelas bagaimana pengebom bunuh diri mendapatkan akses ke kamp tersebut.

Brigade infanteri ke-14 dibentuk untuk memperingati serangan paling mematikan di Somalia pada 14 Oktober 2017, ketika sebuah truk berisi bahan peledak meledak di distrik komersial yang ramai, menewaskan 512 orang dan melukai 295 orang lainnya.

Parlemen Somalia menyampaikan belasungkawa kepada keluarga tentara yang tewas dalam serangan pada hari Senin (24/7) waktu setempat tersebut. "Ini adalah tragedi nasional," kata wakil ketua parlemen, Abdulahi Omar Abshirow.

Al-Shabaab, yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, berusaha menggulingkan pemerintah di Mogadishu sejak 2007 melalui pemberontakan berdarah.

Pada tahun 2011, para anggota Al-Shabaab terdesak keluar dari Mogadishu, tetapi tetap menjadi kekuatan yang mematikan, meskipun serangan besar diluncurkan pada Agustus tahun lalu oleh pasukan pro-pemerintah, yang didukung oleh pasukan Uni Afrika dan serangan udara Amerika Serikat.

Kelompok itu masih menguasai sebagian besar pedesaan dan terus melakukan serangan mematikan terhadap sasaran sipil, politik dan militer.




(dhm/dhm)


Hide Ads