Kematian mahasiswi Sosiologi Universitas Sumatera Utara (USU) Mahira Dinabila (19) ditemukan tewas di dalam rumahnya, di Komplek Rivera, Kota Medan meninggalkan sejumlah kejanggalan. Keluarga menemukan sepucuk surat, namun bukan tulisan tangan Mahira.
Oky Andriansyah selaku pengacara sekaligus paman Mahira mengatakan saat penemuan mayat pada 4 Mei 2023 lalu, ada kertas surat ditemukan di atas meja ruang televisi.
"Kertas itu terletak rapi di atas meja dan di sampingnya ada pulpen. Memang isinya seolah itu pesan Mahira sebelum meninggal hingga diduga bunuh diri," kata Oky kepada detikSumut, Senin (22/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi coba kami cek lah tulisan itu dengan tulisan Mahira sewaktu mengikuti ujian di kampus. Di situ baru kita cocok kan rupanya tidak mirip. Gaya tulisan tangan Mahira tidak seperti yang ada di kertas itu," tambahnya.
Dia menyampaikan selain itu ada hal janggal lain yang didapatinya. Ketika ia membaca isi surat itu, ada cara berbahasa yang tidak biasa dipakai Mahira.
![]() |
"Jadi kalau dibaca surat itu, memakai kata Bapak, padahal Mahira itu sering menggunakan kata Papa. Selain itu, jarang Mahira itu memakai kata Saya atau Aku, melainkan kata Ira," sebutnya.
Demikian, pihak keluarga berharap agar pihak kepolisian dapat mengecek kebenaran surat wasiat itu apakah ditulis oleh Mahira atau bukan. Sebab, bila bukan Mahira yang menulis maka dapat diduga kuat Mahira dibunuh seseorang.
Ia pun mengirimkan foto surat itu kepada detikSumut. Berikut isinya:
23 April 2023
Siang ini aku baru mengetahui, ternyata bapakku pulang kampung dengan istrinya,yang sebelumnya aku hanya tahu bahwa Bapakku pergi ke Padang Sidempuan untuk mengantar tamu. Katanya, hanya 2 hari saja katanya dan meninggalkan uang 100 ribu kepadaku. Dua hari berlalu aku menunggu kedatangannya.
Bodohnya sampai di tanggal 22 April aku tetap menunggunya untuk berlebaran. Aku menghabiskan 2 hari lebaran hanya di rumah. Sarapan, makan siang, makan malam, dengan mie kuah karena uangku sudah habis. Aku tidak tahu bapakku di mana sampai hari ini.
Banyak dugaan yang muncul dibenakku. Betapa terkejutnya aku mengetahui ternyata berlebaran dengan istrinya di Padang. Aku hari ini sangat membencinya. Sebelumnya juga, namun hilang. Kemudian hari ini perasaan benciku teramat dalam. Aku muak dengan drama perceraian. Aku jijik dari dulu hingga sekarang kepada istrinya.
Tampaknya, aku sudah tidak dibutuhkan lagi oleh siapapun. Semoga Bapakku selalubahagia dengan pilihannya. Aku adalah sesorang paling bodoh di dunia karena selalu percaya omongan dia !!!
Mama aku nyusul ya...
(dpw/dpw)