Seorang mahasiswa bernama Angga Kurniawan (20) mengaku telah menjadi korban pengeroyokan sejumlah oknum Brimob Polda Jambi. Kejadian itu telah dilaporkan ke polisi.
Kejadian itu terjadi pada Sabtu (29/4) di Jalan H Adam Malik Kelurahan Handil Jaya, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi.
Angga menceritakan awal mula kejadian itu ketika ada diduga anggota polisi yang datang seorang diri ke wilayah lingkungan rumahnya. Saat itu, kata dia, pria tersebut terlihat seperti mencari alamat. Lalu, adik sepupu korban menanyakan polisi tersebut mencari siapa karena saat itu hari sudah larut malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria itu, berdalih tidak mencari siapa-siapa. Kemudian, pria tersebut kembali lagi dengan emosi karena tidak senang ditanya oleh beberapa pemuda di sana.
"Awalnya itu saya tidak tau kalau itu anggota kan, saya lagi kumpul sama-sama teman-teman satu RT main game. Adik saya tanya, dia bilang 'idak-idak' terus dia balik lagi tanya lagi siapa yang bilang 'dak ado - dak ado' tadi (karena korban mengulangi jawaban pelaku)," kata Angga, saat ditemui di rumahnya, Selasa (2/5/2023).
Lalu terjadilah percekcokan antara korban dan pelaku. Mereka sempat berkelahi, hingga akhirnya berhasil dilerai oleh beberapa warga dan ayah korban.
"Saat itu kami sempat berdamai dan membuat surat pernyataan. Ternyata dia nyari temannya yang juga anggota yang ngekos di sini," katanya.
Kata Angga, setelah ribut dengan pemuda setempat, beberapa senior pelaku datang ke lokasi. Namun setelah itu, pelaku justru sempat terlibat keributan antara sesama rekan-rekannya di lokasi kejadian.
"Kami di sini sempat tegur juga untuk tidak ribut di sini," tambahnya.
"Kami pikir, urusan kami sudah selesai malam itu. Nah besoknya saya cek, surat pernyataan yang dibuat di buku itu sudah hilang. Saya lihat sudah disobek, dan saya lengah waktu itu," sebutnya.
Angga kembali menceritakan, setelah ada perdamaian terkait perselisihan awal itu, sekitar pukul 02.00 dini hari, dia ditelepon oleh nomor tak dikenal diduga dari pelaku, dan menantang korban pasca perihal keributan sebelumnya. Namun saat itu, korban menolak.
"Saya ditantang, saya tidak tanggapi. Saya jelaskan kronologi sebenarnya, siapa yang salah. Dan yang nelpon bilang, 'ya sudah' gitu, saya pikir sudah selesai," katanya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya...
Menanggapi hal itu, Angga dan temannya sudah sempat merasa curiga, dan takut karena sudah malam hari. Namun, ia tetap menemui temannya itu.
"Pas kami ke sana, di situ kami tengok ada dua orang itu, tiba-tiba ada orang nyerbu, saya ditendang lalu saya lari. Saya jatuh dikeroyok. Yang nampak ngejar (ada) satu orang ngejar berlari, 1 orang pakai motor dan 1 orang pakai motor juga," jelasnya.
Setelah dikeroyok itu, Angga sempat dipaksa untuk naik ke atas motor pelaku. Ia duduk di tengah bersama dua orang pelaku.
"Saat dibonceng dibawa itu, saya sempat teriak minta tolong, dan saat itu, ada pelaku lainnya pakai sepeda motor merapat ke saya dan menodongkan senjata," katanya.
Saat itu, Angga hanya bisa pasrah, dia dibawa ke semak-semak di Kawasan Kebun Kopi, Kenali Asam Atas, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi.
"Di tempat kebun-kebun saya dilempar, disitu saya habis dikeroyok. Saya dikejar, dipukul kepala sama punggung tangan kosong. Kepala saya dipijak pakai sepatu PDL," ujarnya.
Atas kejadian itu, korban sempat dirawat di rumah sakit. Ia mengalami memar di bagian kepala, pipi, dan punggung. Saat ini, ia menjalani rawat jalan di rumahnya.
"Ya saya sudah buat laporan polisi," ucapnya.
Korban melaporkan kejadian itu ke Polda Jambi dengan surat laporan bernomor : STPL/16/IV/2023/Yanduan. Korban berharap kejadian ini dapat ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian.
Hingga saat ini, belum ada keterangan dari pihak kepolisian terkait kejadian tersebut.
Simak Video "Video: Guru di Jambi Minta Maaf Seusai Viralkan Jembatan Rusak "
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)