Polisi Segera Tentukan Status Pangkalan di Medan Diduga Oplos Gas Subsidi

Polisi Segera Tentukan Status Pangkalan di Medan Diduga Oplos Gas Subsidi

Goklas Wisely - detikSumut
Senin, 24 Apr 2023 14:20 WIB
Closeup mans hand operating valve of LPG cylinder for cooking
Ilustrasi gas LPG. (Foto: Getty Images/iStockphoto/NorGal)
Medan -

Polrestabes Medan telah memeriksa sembilan orang terkait pangkalan di Jalan Panglima Denai, Kota Medan diduga mengoplos gas elpiji bersubsidi. Polisi bakal segera melakukan gelar perkara untuk menentukan pangkalan itu terbukti mengoplos atau tidak.

"Sejauh ini sudah sembilan orang diperiksa, terdiri dari pegawai dan pemiliknya," kata Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa kepada detikSumut, Senin (24/4/2023).

Ia menyampaikan bahwa setelah memeriksa para saksi dan pemilik, pihaknya segera melakukan gelar perkara untuk menyimpulkan hasil penyelidikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tindak lanjut ke depan kita akan segera melakukan gelar perkara untuk menyimpulkan hasil penyelidikan," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, diduga ada aktivitas pengoplosan gas subsidi ke tabung gas non subsidi di pangkalan gas LPG, di Jalan Panglima Denai.

ADVERTISEMENT

Hal itu terungkap dari salah satu mantan pekerja di pangkalan tersebut, yakni J (nama samaran). J diketahui terkena luka bakar akibat ledakan gas itu pada Minggu (9/4/2023) menjelang siang.

"Kemarin kami yang terkena ledakan gas ada enam orang. Saya mendapat luka bakar 80 persen di tubuh. Itu kejadiannya Minggu kemarin," kata J, Minggu (16/4/2023).

J menceritakan sebelum kejadian, dirinya bersama kawannya yang lain merokok di lantai satu ruko tiga lantai yang dijadikan pangkalan gas tersebut. Tiba-tiba ada api yang menyambar hingga mereka terluka.

"Ledakan itu terjadi sehabis kami mengoplos gas dari tabung gas 3 kg dipindahkan ke tabung 12 kg menggunakan sebuah alat," ungkapnya.

"Kami merokok di dalam karena kalau di luar saya takut dimarahi taukenya. Saya sudah tiga tahun kerja di situ. Karena kejadian itu lah, saya memutuskan untuk berhenti," sambungnya.

J mengatakan biasanya tabung gas 12 kg itu dijual ke daerah Aceh. Sementara tabung gas 3 kg biasanya diambil dari berbagai daerah misalnya dari kawasan Pakam.

Dia menyampaikan dalam satu hari para pekerja bisa menghasilkan sekitar ratusan tabung gas 12 kg oplosan. Harga tabung gas 12 kg itu pun biasanya dijual dengan harga sekitar Rp 120 ribu.

"Kemarin saya dibayar sekitar Rp 100 ribu per hari. Kerjanya tiap hari dari pagi sampai malam hari. Setelah kejadian itu saya gak mau lagi lah. Lagi pula kemarin kami hanya diberikan Rp 5 juta untuk berobat," ujarnya.

Kini, ia mengaku masih terbaring di rumahnya karena terkena luka bakar. Sekujur tubuhnya pun dipakai perban agar luka tersebut sembuh.

"Sampai sekarang badan saya masih diperban," ucapnya.




(dhm/dhm)


Hide Ads