Jonni alias Apin BK duduk dengan mengenakan kemeja biru langit lengan pendek dalam ruangan di Rumah Tahanan (Rutan) Tanjung Gusta Medan. Pandangannya mengarah pada layar komputer dengan memakai kaca mata dan masker hijau.
Amatan detikSumut, Senin (27/3/2023), pria yang akrab disapa tetangganya dengan sebutan Bakim ini sedang mengikuti persidangan di Pengadilan Negeri Medan via online. Dia didakwa perkara tindak pidana perjudian dan pencucian uang.
Penampilan Apin BK tampak segar. Tapi siapa kira ternyata pria kelahiran Medan itu dalam kondisi tidak baik-baik saja. Tentu ada beragam faktor penyebabnya. Mulai dari karena perkara yang dihadapi hingga perubahan kebiasaan sehari-hari. Dari manusia yang awalnya bebas ke mana saja, kini harus mendekam di dalam sel.
Begitulah pandangan Kepala Rutan Tanjung Gusta, Nimrot Sihotang saat menceritakan kondisi Apin BK. Pria yang tidak tamat SMA ini sudah sejak Januari 2023 berada di kamar sel A1 berukuran dua kali enam. Tiap hari, ia tidur bersama empat warga binaan lainnya.
"Keseharian Apin BK seperti warga binaan pada umumnya. Mulai pukul 07.00 WIB rutin olah raga. Lalu, mandi, cuci kasur, merapikan ruang kamar, mengikuti ibadah, turut serta penyuluhan, mengikuti persidangan hingga pemeriksaan kesehatan," kata Nimrot.
"Tidak ada perlakuan istimewa terhadap Apin BK," tambahnya.
Termasuk soal makan, Apin BK tetap diberikan konsumsi seperti warga binaan lain, yakni nasi dengan beranekaragam lauk. Misalnya ayam, tahu, tempe, serta ikan asin. Nimrot sebut pada dasarnya Rutan telah menyiapkan juru masak sehingga makanan yang diberikan aman untuk dilahap.
Pria berusia 42 tahun ini adalah satu dari 3.427 warga binaan yang menempati Rutan. Kendati, kapasitas Rutan pada dasarnya hanya 1.250 warga binaan. Meski begitu, kata Nimrot, isi hunian masih disesuaikan dengan luas kamar selnya.
Nimrot mengungkapkan sejauh ini Apin BK sudah beberapa kali berobat ke klinik yang tersedia di Rutan. Apin BK mengeluh kepalanya sakit, tensi tinggi, dan stres. Perawat dan dokter di Rutan pun sempat merawat pria yang asetnya disita polisi senilai Rp 158 miliar.
"Dia sempat dirawat selama dua hari karena tensi tinggi," ucapnya.
Kini, lanjut Nimrot, kondisi kesehatan Apin BK berangsur membaik. Nimrot sebut Apin BK dikunjungi oleh keluarga dan pengacaranya seminggu sekali.
Biasanya, keluarga Apin BK datang ke Rutan setiap Sabtu atau Senin. Sementara pengacaranya hadir saat Apin BK jalani persidangan.
Sejauh ini, Apin BK yang namanya terseret dalam diagram 303 Kaisar Sambo belum pernah membuat keonaran terhadap warga binaan lain di Rutan. Apin BK bahkan disebut Nimrot bersosialisasi terutama dengan warga binaan di Vihara.
"Dia bersosial seperti biasa. Namun karena dia etnis Tionghoa dan beragama Buddha, saya lebih sering melihatnya di Vihara," ujarnya.
(nkm/nkm)