Pince Saragih, ayah dari Bripka AS meminta agar kematian anaknya diusut secara tuntas. Permintaan itu karena keluarga merasa adanya keganjalan atas matinya Bripka AS yang terlibat kasus penggelapan pajak Rp 2,5 miliar diduga bunuh diri dengan meminum sianida.
"Kami sekeluarga minta agar masalah ini terbuka seterang-terangnya dan seadil-adilnya," kata Pince Saragih usai diperiksa di Subdit IV Renakta Polda Sumut bersama istrinya, Jumat (31/3/2023).
Pemeriksaan terhadap kedua orang tua Bripka AS itu dilakukan mulai sekitar pukul 10.30 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Pince sendiri tidak mau berkomentar banyak soal kematian Bripka AS itu. Dia hanya meminta agar kematian anaknya diungkap dengan jelas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cuma itu, terima kasih," sebutnya.
Baca juga: Polda Sumut Periksa Orang Tua Bripka AS |
Kuasa Hukum Istri Bripka AS, Fridolin Siahaan mengatakan pemeriksaan itu terkait dengan laporan istri Bripka AS beberapa waktu lalu. Laporan itu soal dugaan adanya kejanggalan kematian Bripka AS.
Menurut Fridolin, pertanyaan penyidik kepada kedua orang tua Bripka AS hanya seputar kematian AS.
"Yang ditanyakan seputaran kematian Bripka AS saja. Terkait isi materi mungkin rekan-rekan penyidik yang mengetahui," kata Fridolin.
Dia mengaku sejauh ini kedua orang tua dari Bripka AS baru diperiksa di Ditreskrimum saja. Fridolin belum mengetahui pasti apakah nantinya orang tua dari Bripka AS juga akan diperiksa soal penggelapan pajak yang dilakukan oleh Bripka AS.
"Belum tau, kami menilai ini pemeriksaannya masih seputar kematian, belum masuk ke dalam penggelapan pajak," jelasnya.
Orang tua dari Bripka AS itu tiba di Polda Sumut sekitar pukul 10.30 WIB. Ayah dari Bripka AS terpaksa harus dibopong oleh keluarganya menuju ruangan pemeriksaan karena mengalami stroke.
Menurut Fridolin, orang tua dari Bripka AS ini berangkat dari Kabupaten Simalungun, tempat keduanya tinggal.
"Keluarga berangkat dari Simalungun, karena ayah dan ibu Bripka AS itu tinggal di Simalungun," pungkasnya.
(dhm/dhm)