Polda Sumut Bentuk Timsus Usut Kematian Bripka AS

Finta Rahyuni - detikSumut
Sabtu, 25 Mar 2023 09:23 WIB
Kapolda Sumut, Irjen Panca Putra Simanjuntak saat bertemu keluarga Bripka AS. (Foto: Dok. Polda Sumut)
Medan -

Keluarga menduga ada kejanggalan atas kematian Bripka AS, oknum Satlantas Polres Samosir yang diduga tewas usai menenggak sianida. Polda Sumut membentuk tim khusus (timsus) untuk mengusut kematian Bripka AS.

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi mengatakan Kapolda Sumut, Irjen Panca Putra Simanjuntak telah bertemu langsung dengan keluarga dari Bripka AS. Panca berjanji akan menangani kasus itu dengan transparan.

"Kapolda sudah bertemu dengan istri almarhum dan mendengar apa yang menjadi kegusaran pihak keluarga,"kata Hadi dalam keterangannya, Sabtu (25/3/2023).

Hadi mengatakan pihaknya telah membentuk tim untuk mengusut kematian Bripka AS yang terlibat penggelapan pajak Rp 2,5 miliar itu. Tim itu terdiri dari Ditreskrimum, Ditreskrimsus, dan Propam.

"Bapak Kapolda memastikan proses penanganan perkara ini berjalan transparan dan terbuka," ujarnya.

Sebelumnya, dugaan kejanggalan kematian Bripka AS itu dilaporkan pihak keluarga ke Polda Sumut Jumat (17/3) lalu. Laporan itu terdaftar dengan nomor: STTLP/B/340/III/2023/SPKT/Polda Sumut dengan pelapor Jenni Irene, istri Bripka AS.

Ada beberapa kejanggalan yang ditemukan pihak keluarga soal kematian Bripka AS. Misalnya, soal lokasi penemuan jasad AS.

Bripka AS sendiri diduga melakukan bunuh diri. Jasadnya ditemukan tergeletak di sebuah tebing di Kelurahan Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Senin (6/2).

Sebelum ditemukan tewas, AS telah pergi dari rumahnya sejak Jumat (3/2). Bripka AS diduga nekat mengakhiri hidupnya di hari yang sama.

Menurut Kuasa Hukum Istri Bripka AS, Fridolin Siahaan lokasi bunuh diri Bripka AS tersebut merupakan tempat yang ramai. Oleh karena itu, dia merasa heran jika tak ada satu pun warga yang melihat jasad AS di lokasi itu sejak AS bunuh diri hingga akhirnya ditemukan tewas.

"TKP itu kan ruang terbuka, selama 2-4 hari tidak ada menemukan atau melihat sepeda motor maupun jenazah Bripka AS. Sabtu Minggu itu tempat orang foto-foto, tempatnya penatapan gitu," ujarnya saat dikonfirmasi detikSumut, Minggu (19/3).

Menurut informasi yang diterimanya, jasad Bripka AS itu ditemukan personel dari Satnarkoba Polres Samosir yang tengah menyelidiki peredaran narkoba di lokasi tersebut. Saat itu, mereka tak sengaja menemukan jasad Bripka AS telah tergeletak di dekat perbatuan di daerah itu.

"Herannya, kok yang nemuin (jasad Bripka AS) itu polisi yang lagi melidik narkoba di situ," sebutnya.

Keluarga Bripka AS juga mengaku heran jika AS memutuskan untuk mengakhiri hidupnya setelah kasus penggelapan uang itu terungkap. Padahal, menurut Fridolin, AS telah berupaya untuk membayarkan uang kerugian dari penggelapan pajak itu sekitar Rp 750 juta.

Total uang itu lebih dari setengah uang kerugian yang harus dibayarkan oleh Bripka AS, yakni sebesar Rp 1,3 miliar, sedangkan sisanya dibebankan kepada pelaku lainnya.

"Versi polisi itu Rp 1,3 miliar dia pribadi, tapi persepsi keluarga itu Rp 800 juta hingga Rp 900 juta. Dari hasil yang dia gelapkan itu sudah dikembalikan sekitar Rp 750 juta. Dia sampai jual rumah dan minjam ke bank. Terus kenapa dia (AS) ada upaya untuk bayar, tapi terus dia bunuh diri?, kan aneh," ujarnya.

Simak Video 'Polisi Terlibat Penggelapan Pajak Tewas dengan Sejumlah Kejanggalan':






(dpw/dpw)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork