4 Fakta Penjaga Kebun Sawit di Jambi Gorok Siswi SMP hingga Tewas

Round Up

4 Fakta Penjaga Kebun Sawit di Jambi Gorok Siswi SMP hingga Tewas

Tim detikSumut - detikSumut
Sabtu, 11 Mar 2023 06:00 WIB
Arpandi (44) saat mengikuti rekonstruksi pembunuhan yang dilakukannya (Foto: Istimewa)
Arpandi (44) saat mengikuti rekonstruksi pembunuhan yang dilakukannya. (Foto: Istimewa)
Sarolangun -

Arpandi (44) penjaga kebun sawit di Sarolangun, Jambi ditangkap polisi usai membunuh S (15) siswi SMP. Arpandi membunuh korbannya dengan cara digorok.

Berikut empat fakta aksi sadis Arpandi yang dirangkum detikSumut.

1. Pelaku Minta Tolong Beli Obat ke Korban

Kasat Reskrim Polres Sarolangun, Iptu Cindo Kotama, mengatakan peristiwa itu terjadi di Desa Kampung Tujuh, Kecamatan Cerminan Gedang, Kabupaten Sarolangun, Jambi, pada Sabtu (4/3) siang. Pelaku awalnya meminta korban membeli obat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Korban bawa motor sama ibu, bapaknya bawa motornya sendiri, dan melewati pondok pelaku saat ke ladang mereka. Sampai di kebun, anaknya ini pulang sendiri karena bawa dua motor. Pas lewat depan pondok pelaku dicegat. Dia (pelaku) minta tolong awalnya beli obat," katanya, Selasa (7/3).

2. Korban Diperkosa Lalu Dibunuh

Korban menuruti permintaan pelaku untuk membeli obat. Ternyata itu modus atau akal-akalan pelaku.

ADVERTISEMENT

"Nah pas balik itulah dia diseret (terjadi pemerkosaan)," katanya.

Korban sempat memberontak saat diseret pelaku sejauh 70 meter. Setelah memperkosa, pelaku diduga panik dan akhirnya membunuh korban dengan cara menggorok leher korban.

"Korban lukanya di bagian leher itu saja dari visum, dugaannya korban itu diperkosa saat masih hidup," jelasnya.

Setelah dibunuh, jasad korban ditinggalkan di sebuah semak-semak pondok tempat pelaku yang diketahui bekerja sebagai penjaga kebun sawit. Korban pertama kali ditemukan oleh orang tua yang mencarinya pada Sabtu (4/3) sekitar pukul 17.00 WIB.

"Di tengah perjalanan di jalan setapak (pondok pelaku) orang tuanya melihat sepeda motor yang digunakan korban terparkir di semak-semak. Kurang lebih 20 meter dari sepeda motor tersebut pelapor menemukan korban ditutup dengan menggunakan daun, dan setelah dibuka leher korban sudah tersayat benda tajam dan korban sudah tidak bernyawa lagi," jelasnya.

3. Birahi Pelaku Tinggi saat Melihat Korban

Cindo menjelaskan niat pelaku sedari awal memang mau memperkosa korban karena nafsu yang tak tertahan.

"Birahi (pelaku) sudah tinggi melihat korban," ungkapnya.

Korban, kata Cindo, memang telah diincar saat mengantar orang tuanya ke ladang. Melihat ada kesempatan saat korban pulang sendiri dari ladang, pelaku langsung menyergap korban.

Kepada polisi, pelaku Arpandi mengaku sempat merayu korban namun tak digubris. Lantaran tak kuat menahan nafsu, pelaku memaksa korban untuk berhubungan badan.

4. Korban Diperkosa saat Datang Bulan

Cindo mengatakan pelaku sudah tahu korban sedang datang bulan. Bahkan Arpandi sempat menggunakan tissu magic sebelum memperkosa korban.

"Iya dari pengakuannya korban diperkosa saat datang bulan, karena birahi sudah tinggi melihat korban," jelasnya.

"Kami juga temukan tissu magic yang dijadikan barang bukti. Sebelum korban lewat sudah dioles dan dipakai dia," sebutnya.

Lalu kata Iptu Cindo, Arpandi panik setelah memperkosa S. Tak pikir panjang karena takut perbuatan bejatnya itu dilaporkan, ia mengambil parang yang berada di pondoknya untuk menggorok leher korban hingga nyaris putus.

"Parang itu sudah ada di pondok karena penjaga kebun. Itulah yang digunakan untuk membunuh korban," jelasnya.




(astj/astj)


Hide Ads