Dio Dwi Mahendra (14), murid SMP Al Huda menjadi korban pengeroyokan senior atau kakak kelas hingga mata kanannya rusak. Pihak sekolah sudah berupaya memediasi korban dan pelaku pengeroyokan, namun mediasi itu menemui jalan buntu.
Guru Bimbingan Konseling dan Kesiswaan SMP Al Huda Lampung Selatan, Tri Samsuri, membenarkan peristiwa tersebut. Menurut dia, peristiwa itu terjadi pada saat jam istirahat siswa. Di mana awalnya ada permainan perang dasi antara siswa yang terlibat dalam keributan itu.
"Jadi awalnya mereka ini main perang dasi di jam istirahat sekolah. Lalu terjadi olok-olokan (ejekan) hingga akhirnya terjadi keributan. Ada upaya pertolongan dari masing-masing siswa ini, namun pada saat akan ditolong malah kebablasan dan akhirnya terjadi perkelahian," ujarnya, Senin (6/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, upaya mediasi sudah dilakukan terhadap permasalahan tersebut. "Iya benar, kasus itu sebenarnya sudah dilakukan mediasi baik dari wali murid yang bersangkutan dengan pihak dewan guru. Tapi belum ada kesepakatan," katanya.
Karena mediasi tidak menemui titik terang, dia menyerahkan sepenuhnya upaya hukum yang ditempuh keluarga korban. Pihak sekolah, kata Tri, akan selalu terbuka kepada pihak manapun.
"Iya, kami serahkan ke pihak keluarga dan pihak yang berwajib ya. Kami sifatnya akan selalu terbuka, kami pihak sekolah juga selalu memberikan pelayanan yang terbaik untuk siswa-siswi nya," tandasnya.
Wakil Gubernur Lampung, Chusnunia Chalim angkat bicara mengenai insiden pengeroyokan terhadap Dio Dwi Mahendra (14) siswa SMP di Lampung Selatan.
"Stop bullying, memang kita masih harus memberi perhatian lebih untuk perlindungan anak. Sekolah itu seharusnya menjadi tempat yang ramah anak, itu diharuskan terlaksana secara konkrit," katanya saat dihubungi.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya akan berkordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan guna mengetahui peristiwa sebenarnya pengeroyokan ini.
"Kami akan koordinasikan dengan Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan, sesegera mungkin," imbuhnya.
Nuraini, orang tua Dio, menjelaskan kondisi anaknya. Kata dia, anaknnya itu harus dioperasi akibat peristiwa pengeroyokan itu.
"Peristiwa itu akhir Februari, awalnya anak saya ini diajak kakak tingkatnya main perang dasi. Di situ anak saya menang. Mungkin kakak tingkatnya ini nggak terima, kemudian terjadi dorong-dorongan lalu anak saya jatuh kemudian baru dikeroyok," ujar Nuraini saat dihubungi detikSumut.
Akibat peristiwa itu, siswa kelas 2 SMP itu harus dilarikan ke rumah sakit karena sejumlah luka penganiayaan yang dialaminya.
"Setelah pengeroyokan itu, anak kami dilarikan ke Rumah Sakit Airan terus dirujuk lagi ke Rumah Sakit Bintang Amin. Harus menjalani operasi mata, karena katanya ada bagian di matanya itu yang geser," terang Nur.
(astj/astj)