10 korban pencabulan Yunita Sari Anggraini (20) mengikuti kegiatan belajar mengajar secara online dari di Balai Rehabilitasi Sosial Anak Sentra Alyatama. Sedangkan tujuh lainnya telah kembali beraktivitas normal dan bersekolah tatap muka.
Ketua RT tempat korban tinggal, Helmi, mengatakan korban yang dirawat di Alyatama tengah mengikuti proses penyembuhan psikologi atas peristiwa yang mereka alami. Di sana mereka tetap bersekolah namun secara online.
"Ini atas saran dari Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Jambi untuk menginapkan anak-anak ke Sentra Alyatama. Jadi mereka sekolah online," ujarnya dilansir Antara dari detikNews, Rabu (8/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk tujuh korban lainnya memilih untuk pulang ke rumah masing-masing. Kemudian mereka telah mengikuti pelajaran di sekolah secara tatap muka," sambungnya.
Ia mengatakan para orang tua korban khawatir akan dampak negatif yang timbul pada anak di masa mendatang. Pihak orang tua berharap pendamping anak yang dilakukan di Sentra Alyatama dapat meminimalkan dampak negatif pada anak di kemudian hari.
Sementara itu, Kepala UPTD PPA Jambi Asi Noprini membenarkan ada 10 anak yang masuk ke Balai Rehabilitasi Sosial Anak dan memerlukan perlindungan khusus.
Sepuluh anak tersebut mengikuti pembelajaran sekolah secara online didampingi tenaga pendamping dari Sentra Alyatama. Sementara itu, jika ada tugas sekolah, tenaga pendamping yang menjemput atau mengantarkan tugas anak-anak tersebut ke sekolahnya.
"Aktivitas anak-anak saat ini sesuai mereka yaitu bermain di lapangan olahraga, mengaji, belajar sesuai jadwal agar mereka melupakan kejadian yang dialaminya," kata Asi.
Artikel menarik lainnya cek di Google News.
(astj/astj)